Biarkan aku bayar lunas

Purnama semalam, dalam perjalanan menerobos gelap,
kantuk mulai hinggap
memanggil namanya pelan, hei, hei, kamu lihatlah purnama itu
tertutup awan, semakin kelam dalam kantukku

dalam diam yang panjang, sapamu pelan
masih adakah satu kejutan
atas nama keberanian berbicara
bukankah batas itu bukan hanya sebuah garis
maukah aku melangkah?

Apakah telah terbuka, hatimu itu?
aku ingin percaya, pada kata yang bukan kata
atas nama cinta yang dapat dikonversi dalam luka atau tawa
bahkan aku tak tau apa nama mata uang untuk cinta
aku ingin membayarnya lunas

Bila perjalanan ini terlalu menegangkan
ijinkan aku pulang sebentar
duduk di tepi pantai dan memandang purnama
seperti pernah terjadi suatu waktu dulu
mungkin itu dapat membayar semua keheningan yang terhujam
dalam deras harapku, merekat hatimu dan hatiku


- bermellow-mellow di sore hari sebelum pulang -

Popular posts from this blog

menulis serius

Mimpi Masa Muda

Cut Abang dan Cut Adek Sabang 2011