Posts

Showing posts from August, 2015

Meine neue Fahrad

Saya punya sepeda baru, satu lagi barang lungsuran dari Joanna. Entah kapan mulainya, Joanna dengan yakinnya berkata akan memberikan sepedanya kepada saya kalau dia balik ke London. Kemarin, kami serah terima, disaksikan Greg, Thomas, dan Minh Tu. dan saya gak bisa naik sepedanya karena terlalu tinggi sadelnya. Minh Tu berbaik hati menemani saya membawa sepeda itu naik kereta, lalu mampir ke tukang sepeda buat diturunin sadelnya dan lalu saya untuk pertama kali naik sepeda di Bonn, setelah tiga tahun. Rasanya, menyenangkan, meski agak gak pede, maklum, untuk urusan seperti ini, saya selalu butuh keberanian ekstra. Jadi ingat sepeda pertama saya dulu, dibelikan setelah saya jatuh di TK dan dalam igauan saya menyebut-nyebut sepeda. Lalu dibelilah sepeda sama mama saya. Sepedanya warnanya hitam, ada gambar robot di keranjangnya. Awalnya beroda empat, lama-lama beroda dua. Ah, ibu saya itu, sepeda anak perempuan kok warnanya hitam dan ada sticker robot ? sepeda saya yang

lima belas tahun yang lalu

Niat awalnya menulis tapi sebelum bisa serius menulis, saya masih harus berputar-putar. Pagi hari, membalas email dhani, lalu ketemu dengan mbak ayu buat daftar les bahasa Jerman (lagi) dan nongkrong sebentar di kedai kopi, setelah sekian lama tidak pernah sempat melakukan itu. Makan siang dan balik ke meja dan tersesat di facebook, nulis blog (sekarang), tapi dokumennya sudah dibuka (lagi mencari inspirasi menulis) excuse hehe kemarin lumayan bisa nulis tiga halaman, dan berharap hari ini bisa seproduktif itu lagi. kemarin saya mencuci foto-foto yang saya pilih untuk menemani saya menulis di rumah. foto-foto manusia favorit saya. menempel dan mengaturnya sebuah keasyikan tersendiri. dan tadi melihat di facebook, sudah angkatan 52 di IPB, mahasiswa baru sedang mengikuti acara orientasi jurusan. Ah, jadi ingat, perempuan imut-imut itu, dengan kemeja kotak-kotak dan satu-satunya rok hitam yang dipakai untuk dua minggu masa orientasi. sungguh terlalu, rok itu dipakai tiap hari d

sunday, table, and you

Meja baru, dari Joanna. Meja makannya Joanna. Aku memang sudah lama ingin sekali memiliki sebuah meja makan untuk menulis. Bukan meja belajar, tapi meja makan. Setelah tiga tahun, akhirnya aku memilikinya, dengan cara yang aneh. Awalnya Joanna ingin membawa meja ini ke London, tapi akhirnya dia berubah pikiran dan memberikan meja ini untukku. Awalnya, aku malah minta meja belajarnya Joanna, tapi malah aku berikan pada mbak ayu, karena aku tidak tau cara membawa meja tersebut. tapi hari ini, semua dimudahkan. Siapa lagi yang mau dengan cueknya mengangkat meja dari kereta sambung naik bis. Merangkai kembali bagian kaki meja dengan bersusah payah. Masih juga dipaksa mewarnai buku gambar dan memperbaiki router wifi. Lho cerita meja kok jadi cerita yang lain hehe.. satu persatu keinginanku dikabulkan dengan cara yang tak disangka-sangka so sweet.. bersemangatlah sari..