Posts

Showing posts from June, 2012

cuci setrika gosok :)

Seminggu paling sedikit sekali saya mencuci pakaian. Biasanya seember penuh cucian. Kalau rajin dipisah menurut warna (bukankah hanya cucian yang boleh dipisahkan menurut warnanya?) dan kalau malas semua ditumpuk jadi satu. Lalu biasanya saya menyetrika dua minggu sekali. Sebelumnya, saya menggantungkan urusan cuci mencuci dengan mesin cuci yang setia memanggil dengan empat kali beep jika selesai bekerja. Hanya tinggal menjemur pun kadang agak malas. Seminggu tiga kali datang si kakak membantu menyetrika dengan rapinya pakaian-pakaian tadi. Walau sudah bekerja di Sabang sana pun, seminggu sekali ketika pulang, ransel saya penuh dengan pakaian kotor. Berhubung ketersediaan air bersih di sabang yang seadanya itu sangat disayangkan untuk mencuci pakaian saya yang sebenarnya tidak terlalu kotor. Konservasi air ini saya lakukan dengan sukarela untuk pulau tercinta ituuuh. Sekarang, kala tak ada mesin dan tak ada yang menyetrika, saya mencoba menikmati kegiatan bermain air dan

buku kumpulan puisi saya

Image
Idenya nduut untuk mengumpulkan dan mengelompokkan beberapa puisi yang telah saya tulis di blog ini. Bagian terbaik dari buku kumpulan puisi itu adalah ilustrasi yang dibuat ndut untuk puisi-puisi itu. Seorang perempuan yang agak berisi, rambut sebahu, dan mata segaris. Yah, maafkan, itu saya. Saya perempuan yang imut itu dan ternyata saya cantik juga, hahaha narsis. saya dan kamu :) Protes saya kepada nduut, kenapa dalam penggambaran tokoh itu dalam kurung saya, masih saja terlihat gendut. Bagian bawah lebar sekali ditambah rok yang menggembung. Kata ndut ilustrasi itu idenya didapat dari membaca larik lirik puisi, menutup mata, dan membayangkannya. Saya suka sekali ilustrasi-ilustrasi itu karena puisi saya jadi kelihatan lebih hidup. Untuk cetak awal, kami hanya mencetak dua saja. Satu untuk saya dan satu untuk ndut. Menurut ndut isi puisi-puisi saya sangat personal dan tak layak dipublikasikan. Meski semuanya sudah saya upload di blog tapi di buku ini, saya menuliska

he told me, my wings are purple

Libur yang seadanya, seakan-akan menjadi suatu jeda saja, dari sebuah kesibukan yang akan segera datang. Sedikit menghitung hari, tiba-tiba tanggal menjadi jelas, apa yang harus dilakukan, kapan, dan semakin banyak dan banyak. Menjejak semua langkah, dimana semua simpanan kekuatan, ketika tak ada lagi waktu melihat ke belakang atau ke depan. Pada sebuah titik, menuju kepakan yang kencang, dan sayap tambal sulam ini, pada saatnya harus diajak terbang.. Kata dia, sayapku berwarna ungu..

eins zwei ---- drei

dua Datangmu dari pengembaraan panjang Masihkah aku tempat pulangmu Di sini padang ilalang telah jadi gurun Dan rindangnya pohon hanya tinggal bisikan Sekali lagi, pergilah, jangan pernah kembali satu Apa yang ada di antara hening dan senyap Aku tak ingin menebak dan masih saja berbaik sangka Akan ada sebuah persinggahan ketika semua warnamu membias Sementara waktu akan membawaku padamu Aku relakan semua menjadi jelas dan pintas Mungkin kita tak akan bertemu dalam bingkai hari yang nyata tiga Selesai Aku tak punya tiga lagi Bebaslah aku dari kepak sayap burung dan siulan pengantar tidur Selamat tinggal