Posts

Showing posts from January, 2016

Auf wiedersehen (lagi)

Saya dan Hoai akhirnya makan malam di Vapiano, saya memesan pasta favorit saya dan Hoai memesan pasta yang ada mangga dan jamurnya. Lalu kami duduk bercerita sambil menyantap sepiring pasta yang enaaak banget-banget dan porsinya besar. Ini hari terakhir saya dan Hoai bertukar cerita. Senin dia bakal balik ke Vietnam dan saya, balik ke rumah. Dia menghadiahi saya kolase foto empat musim yang diambil dari balik jendela office kami di lantai 27. Pastinya, saya akan merindukan pemandangan itu, Rheinaue, taman luas terbentang cantik. Post tower menjulang tinggi, jembatan yang membelah sungai Rhein dan empat musim yang membuat pemandangan dibalik jendela itu seperti lukisan adanya. Sungguh minggu yang berat, mengucapkan selamat tinggal buat teman-teman seperjuangan di sini. Kami sudah berbagi terlalu banyak, tawa dan tangis dalam perjalanan meraih mimpi yang luar biasa susahnya. Merekalah teman berbagi hari yang selalu ada untuk sekedar makan siang atau berbagi secangkir kopi. Da

kamarku di jalan poppelsdorf itu

Hari ini, Bapak yang punya kamar saya ini datang dan ingin ketemu saya karena saya mau pulang, setelah tiga tahun menyewa kamarnya, saya harus mengembalikannya kembali kepada pemiliknya. dua hari kemarin, saya sudah melengkapi semua alat-alat bersih-bersih. Jerman adalah surga perlatan dan cairan pembersih. Harganya bervariasi dan tidak terlalu mahal, tinggal pilih, mau bersihin apa pakai alat dan pembersih apa. saya menggosok dinding kamar mandi dan dapur semalam ditemani alunan lagu sheila on 7 dan letto. Pas bangun pagi, badan saya rasanya pegel-pegel. Jarang-jarang saya segitu ngototnya membersihkan. Kata Nga teman saya, karena saya malas bersih-bersih makanya saya belum nikah juga. Ah nasib jadi jomblo, terlalu banyak mitos. Hari ini ngelap kaca sama ngepel bergembira. Saya makan siang dengan roti karena gak tega ngotorin kompor yang udah saya bersihin susah payah. Dapur saya kinclong sekali. Si Bapak datang tanpa ngecek kamar mandi dan dapur.  Saya sedikit kece

Cerita gak penting saya : revisited

Saya masih ingat waktu si bos manggil saya ke ruangan dia buat diinterogasi tentang niat saya kuliah lagi. Kata beliyo, ntar saya makin susah buat menemukan jodoh setelah jadi Doktor dan tentunya kantor masih membutuhkan dharma bakti saya sebagai PNS dan iming-iming jabatan kalau saya gak jadi sekolah lagi. jawaban saya, waktu itu, saya malah mengejar cinta ke Jerman. Soalnya, ada oknum yang sudah duluan ngacir ke Jerman buat sekolah dan memberikan kupu-kupu efek di perut saya. Setelah les bahasa Jerman, di dinding kamar kos di gang tembok yang kumuh di wilayah menteng, saya menempelkan peta jerman dan menarik garis dari Bonn ke Stuttgart. Katanya, Stutgart itu cuma tiga setengah jam dari Bonn. kami bisa saling mengunjungi ketika weekend. Hati saya berbunga-bunga membayangkan betapa menyenangkan kehidupan saya di Jerman karena ada seseorang yang menggemaskan seperti itu yang akan menyemangati kehidupan phd saya di jerman. Oleh karena garis antara kedua kota itu ditarik sepenuh pe

things that i will remember about Bonn

Beberapa hari ini saya mencoba mengingat hal-hal yang akan saya rindukan dari Bonn. Hal-hal kecil yang biasa saya nikmati sendiri dan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Misalnya : Pulang kampus singgah di Netto atau Edeka, supermarket dekat rumah buat beli snack atau buah. Biasanya ujung-ujungnya beli chips atau coklat. mungkin saya akan kangen coklat jerman yang jadi pelipur lara saya setiap hari. Menyusuri rak-rak snack, mencari sesuatu yang baru buat dicobain. Pulang kampus singgah di TK Maxx. ngeliat barang-barang bagus. cuma buat cuci mata aja dan mempertajam selera. Paling suka ke rak alat tulis dan buku diary. Kegilaan saya sejak kecil akan diary tak pernah bisa berakhir. melihat buku catatan kecil dengan kertas yang bagus. Ngopi-ngopi cantik  sama teman-teman dekat. Nyobain shortcake yang menggiurkan. Ngopi tapi gak pernah beneran pesan kopi kalau udah sore. takut gak bisa bobok. paling chai latte atau coklat. makan siang di Cassius Garten, restoran vegetarian y

Setengah hari di Jepang dan Korea

Satu jam berkereta sampailah kita di Jepang dan Korea mencicipi aroma kuliner Jepang dalam antrian setengah jam di hari berhujan untuk semangkuk ramen yang dinikmati sambil lesehan mencoba sumpit mengagumi mangkok naksir dorayaki malah membawa mochi ke kasir Totoro menyapa dari balik etalase toko buku yang meriah merasakan detak riuh rendah Korea dalam lima atau dua bungkus mie pedas Samyang jajanan pinggir jalan, dua Bungeoppang, satu setengah untukku, ekornya untukmu, nikmat disantap ketika hangat Pocky ala korea, dua kotak, kutitipkan di tasmu berharap akan menjadi tiga  ketika tiba di Bonn semoga satu saat, kita bisa menghabiskan beberapa hari di dua negeri drama yang begitu akrab merayakan ulang tahunku atau ulang tahunmu sambil mengenang hari ini yang seharusnya bersalju seperti musim dingin di Jepang dan Korea

Tchuss

Selalu aja, sulit untuk mengucapkan selamat tinggal menutup satu episode hidup yang lumayan meriah aku percaya, aku pasti akan melupakan semua cerita kita pelan-pelan aku perempuan pelupa jarak dan waktu akan membuat kita semakin asing terlalu sibuk dengan lembaran hidup baru yang lebih menantang akan ada wajah dan nama baru menggantikan sosok karib yang selama ini mengisi hari terlalu sedih bukan? aku bahkan tak sanggup membayangkannya sekarang aku sudah melalui hal-hal semacam itu beberapa kali mengerti dengan alur perubahan yang datang dengan alami jadi, kita tidak perlu bersedih aku percaya, meski lupa aku pasti akan merindukanmu ketika memandang langit atau merasakan riuh rendah kehidupan aku akan mencari bayangmu, meletakkan kepala ku di bahumu seperti kemarin ketika kamu selalu ada untukku

Alles gute zum Geburtstag Sari

Image
Apa artinya menjadi perempuan berumur tigapuluh empat tahun ? Tentu banyak sekali, karena makna selalu penting untuk dipertanyakan. Untuk selalu memperbarui niat dan memperbaiki cara memandang hidup. Tahun baru dan ulang tahun yang berdekatan tepat sekali dijadikan momen mengevaluasi hidup. Ulang tahun saya kali ini, saya masih di Jerman. Saya merayakan dengan teman-teman PhD yang berbagi ruang dan teman kantor. Saya minta tolong Yanti (yang jago buat kue apa aja :D) dibuatin kue ultah yang yummy bingits, tiga lapis cake green tea dilapis krim dan kacang merah. Jepang sekali. Dankee Yanti. Cerita tentang cake dan resepnya ini ada di blognya Yanti :   http://dapurkinanti.com/2016/01/31/matcha-chiffon-cake/ Tapi yang paling membahagiakan ketika tepat beberapa menit sebelum pukul duabelas malam saya terbangun. Jadi momen pergantian waktu itu saya lewati dengan sadar. Itu seperti ucapan selamat ulang tahun dari yang memberi saya kehidupan. Saya juga berbicara agak panjang d