Posts

Showing posts from June, 2011

Rumah Baca

Rumah baca itu tersembunyi, dalam deretan toko yang baru dibangun. Aku dibesarkan di kampung ini, aku mencoba mengingat, rumah seperti apa dulu yang ada di sana sebelum pertokoan itu mengubah wajah kampungku. Letaknya tak terlalu jauh dari mesjid, di sisi jalan yang sangat aku kenal, jalan dharma. Aku hanya perlu berjalan lima menit dari rumahku, sangat dekat tapi entah kenapa baru dua minggu yang lalu aku mampir. Rumah baca itu, akhirnya aku dapat meminjam buku di sana. Aku menyukai rak yang menyudut, menyimpan berbagai macam komik yang memanggil-manggil untuk dibaca. Komik-komik yang menceritakan tentang dunia lain yang tak pernah aku singgahi kalau tak membuka lembar-lembarnya. Rumah baca itu sangat nyaman, buku berjajar rapi, ruangan berpendingin dan layanan akses internet nirkabel. Hanya saja masih sangat sepi, entah aku datang pada waktu yang tak biasa. Aku melirik sekilas perpustakaannya, koleksi buku yang agak berat. Untuk meminjam buku koleksi perpusatakaan ini tidak dipungut

Survey SGDC 2011

Saya kangen menulis blog, banyak sekali cerita yang mau ditulis, berhubung kesibukan saya yang dinas luar, jadinya tidak sempat menulis. Saya dan teman-teman di Sabang Geospatial Data Centre turun lapangan lagi. Kalau saya bilang kami mengambil titik koordinat saja tentu bisa saja diambil di kamar tidur asal ada akses internet, tinggal buka google earth, maka errornya juga akan lebih kecil. Pekerjaan ini lebih dari sekedar mengumpulkan titik, ini seperti melihat langsung kondisi lapangan, mengevaluasi kegiatan tahun 2010 setelah hampir selesai dikerjakan. Kami terbagi atas lima tim, masing-masing terdiri dari dua orang. Minggu kemaren menghabiskan kegiatan Dinas PU yang banyak sekali dan bertebaran di berbagai pelosok sabang. Timku kebagian melihat MCK, bangunan, dan rehab bangunan. Tim yang lain melihat jalan, saluran, talud, dan pembangunan rumah dhuafa. Pekerjaan melihat MCK bukan pekerjaan yang menarik, beberapa MCK kondisinya sangat menyedihkan, tidak dipakai, tidak ada air, dan s

Kata dalam Ruang

Apakah diammu adalah kumpulan kata yang tak terkatakan? Sekali lagi, maafkan aku yang tak mau menyelesaikan kisah Bagiku kata-kata hanya angin dan aku ingin menyandera angin Seperti dirimu yang memandang diam dan menyembunyikan kata Kamu menungguku mendiamkan semua resahku Dalam sebuah pertanyaan yang kamu tahu aku mengerti Jawaban yang akan kamu katakan dalam diammu Abaikan aku, kataku, maka aku akan berhenti Mengabaikan penantian, tunggu saja, tidak lama lagi Sembari menunggu sesuatu untuk dilupakan Diammu ternikmati pelan dalam semua lagak caramu Tak selamanya aku harus menunggu atau melupakan Dan jawab masih milikku dan akan selalu jadi milikku Karena diam yang penuh kata hanyalah caramu mengatakan Berhentilah menunggumu dan teruslah melangkah karena kata-kata yang tertulis dalam ruang-ruang hanya namamu tapi tak pernah ada kata untuk namaku

Rentangan Rasa

Luasan hati yang terbentang merentang rasa Meredakan semua harap dalam pengharapan yang menjadi terlalu mudah karena sekali lagi harapan dan luasan hati tak pernah terlalu teduh memanggil hujan, maka rentangkanlah semua harap dan berhenti merasakan kemudahan rasa pada harap-harap semu Seduh teduh hatimu tak pernah terentang sedikit dan aku yang menjadi bentang-bentang harapan Mengharapkan hatimu akan merentang untukku Reda meski dalam panggilan hujan Tidak mudah pula harapanku, kamu, dan sedikit rasa

Penjelajah Hati dan Waktu

Detik mungkin tak begitu berharga bagimu saat hujan tiba dan langit mendung purnama bulat yang tertutup kesunyian apa arti penantian dan sebuah kata diam Hadiahi aku senyum penggalan masa dalam keberadaanmu yang hanya untuk aku aku percaya, hatimu hanya bilangan waktu yang tak bisa dijelajahi Bilangan yang tak pernah terukur aku merindu menghitung detik dalam kotak kotak bernama hatimu yang sekali lagi tak pernah bisa terjelajahi Maka aku hanya bisa menunggu dalam bilangan masa milikku juga hitungan detikku yang lebih panjang darimu dan menit yang hampir menghabiskan nafasku Penjelejahan panjang ini akan meredakan hujan dan semua purnama dan serangkum senyummu sekali lagi jika telah terjelajahi kembalilah kemari kita satukan detik dan remukkan waktu mari menari sebelum remah-remah waktu membekukan hati dan rasa kita yang tak pernah menjelajah

Dek, Boncengin abang ya :)

Selalu ada tawa jika bersamanya dan kebodohan yang luar biasa. Tiba-tiba dia menelpon saya, saya dimintain tolong memeriksa akte kelahiran yang versi bahasa inggrisnya. Siang bolong, saya baru selesai nonton "Pasta" masih in good mood. Datanglah saya dan bang rio ke kantornya. Kebetulan dia sedang menuju kantornya.. "Dek, kita naik motor aja, suratnya di pendopo.." Saya mengambil bang rio yang sudah saya parkir rapi diparkiran samping kantor. Dia sudah menunggu saya dengan manis, saya siap-siap turun, membuka helm, dan berniat menyerahkan kunci bang rio.. "Udah adek aja yang bawa, abang mau nelpon ni.." "Serius Bang?" Tiba-tiba dia sudah naek diboncengan saya. Kaget. Saya menghidupkan bang rio menstaternya, dan uh, berat sangat, jalan keluar yang mendaki dan saya tidak bisa menguasai stang, gas saya kencangkan, dan naeklah bang rio dengan oleng, saya rem kuat dan dia terdorong ke depan, segera mengakhiri pembicaraannya di telepon dan melompat tur

Moving on

Akhirnya acara pindahan kantor SGDC dari kantor Walikota ke Bappeda selesai sudah. Pasukannya paten-paten, terlatih, kayaknya udah sering ngebantu pindahan, hee.. Saya kebagian nyapu-nyapu, dengan sapu hijau kenangan itu. Terakhir saya nyapu ruangan itu, beres-beres, bulan februari lalu dengan si sayap perak. Sayap perak yang baik hati, tidak sombong dan rajin beres2. Waktu tentara sewaan itu angkat barang, saya ditinggal sendiri di ruangan itu, seketika semua memori mengalir. Saya mengambil beberapa foto, sebelum ruangan itu terasa semakin sunyi. Saya melihat "dia" yang duduk sendirian membunuh waktu, melakukan hal remeh temeh, dan berharap jarum jam segera menunjukkan waktu makan siang. Ruangan itu hanya ramai jika rapat, selebihnya, dialah penunggu ruangan itu. Lalu akhirnya "dia" harus meninggalkan ruangan itu, membiarkan semuanya di sana dan dia melakukan banyak hal lain. "Dia" bersedih entah untuk apa, satu sisi, ruangan yang kosong memberikan kelega

Monitoring dan Evaluasi Hidupmu

Haaaaaaaa, senin lagi. Banyak yang harus dikerjakan tapi saya ingin menulis. Sabtu kemaren saya ada interview. Ini sudah tahun kedua interview monev yang dilakukan lembaga yang dulu memberi beasiswa saya. Pagi itu, seperti biasa, di lobi hotel paling banyak bintangnya di Banda Aceh, saya ditanya pertanyaan yang sama dengan yang ditanya tahun lalu. Bedanya tahun lalu yang interview bos nya pake bahasa inggris, kali ini hanya stafnya pake bahasa Indonesia. Tentu saya lebih senang pake bahasa ibu saya, sesi curhat2 lebih lancar. Pertanyaan-pertanyaan itu susah juga saya jawab. Apa yang sudah saya lakukan setahun ini di kantor. Saya cerita semua, dari yang remeh temeh sampai yang besar-besar. Saya bercerita melompat-lompat, apa yang ada di kepala saya, apa yang saya rasakan, semua mengalir. Ternyata tidak banyak juga yang sudah saya lakukan tahun ini. Ada beberapa kegiatan yang saya lakukan tahun lalu sudah tidak saya lakukan lagi. Ketika si interviewer bertanya, menginvestigasi, saya meny

Merayakan : Makanlah

Beberapa hari ini tidak sempat menulis, aktivitas kantor iramanya semakin cepat. Selain itu tiba-tiba saya harus jadi bagian dari masyarakat dengan mengikuti kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan ternyata juga sangat mengasyikkan. Pertama, hari senin, ikut "intat linto" alias mengantar pengantin. Teman sekantor yang mengundang, dan sebagai bagian dari ibu-ibu kantor yang gesit dan lincah, tentu saja saya ikut serta. Ada yang menarik dari acara ini, hiburannya selain diisi dengan organ tunggal juga ada gesekan biola yang dimainkan seorang nenek dan seorang kakek. Jadi setelah main course, saya tidak terlalu tertarik dengan buah, tape, rujak, ice cream, dll. Saya duduk dan menikmati musik yang dimainkan. Sebagian lagu yang dibawakan, kata kak yanti, sudah populer sebelum saya lahir. Beberapa saya kenal, terutama lagu perhaps perhaps perhaps nya cake, yang sangat sesuai untuk soundtrack hari itu.. If you can't make your mind up, We'll never get started. And I don't

Berlayar melintas samudera

Kemaren sore, sudah hampir pulang kerja, Bang Pojal memberitahukan ada tiga teman di Program Scholarship Assistance mendapatkan kesempatan mengikuti EAP Pusbindiklatrens. Aku segera membuka websitenya dan menemukan tiga nama PNS Sabang di antara 20 nama PNS seluruh Indonesia. Bukankah itu suatu pencapaian luar biasa? Seperti biasa, ketika tawaran datang, maka begitu banyak hal yang perlu dipertimbangkan. Ini bukan yang pertama kali aku dan Bang Pojal duduk dan berdiskusi sekaligus mendorong mereka yang beruntung untuk mengambil kesempatan-kesempatan beasiswa ini. Entah sudah berapa kali. Satu persatu mereka datang, dan kami seperti biasa selalu berbicara dalam suasana yang penuh canda tawa, karena rasanya mereka bukan sekedar "participant" lagi tapi sekarang mereka sahabat-sahabat kami. Akhirnya kami duduk di Ie Meulee, warung sederhana, dengan view yang eksotik (you should come here sometime, bebek), dan air kelapa muda yang manis dan daging kelapa muda yang membelai mulut.

Jika dia kembali, aku akan menulis lagi

Pagi ini saya membuka facebooknya, mengintip foto-fotonya sekali lagi. Kangen sangat. He..he.. Padahal ini baru hari Selasa. Baru dua hari dan masih bisa bertahan. Tidak banyak yang dapat dilakukan dalam diam, dan membiarkan perasaan melayang-layang. Menikmati semua perasaan rindu, dan sedikit kenangan. Membuka pelan-pelan bungkus rekaman saat dia ada di dekat saya. Memutarnya lambat-lambat dimana saja, sambil bersenandung. Senyumnya dan tatapannya. Kata-kata dan rute-rute yang tersusuri bersama, membelah malam Banda Aceh, bahkan malam, tak pernah jadi terlalu kelam dan tua. Menyimpan sedikit tanya, untuk bagian paling tak terdefinisi, a proper good bye. A proper good bye untuk sekian kali tak pernah berpikir, entah kapan lagi akan bertemu, entah kapan lagi merasakan hangat genggaman menyentuh dahi dan lambaian tangan yang terbalut senyum. dan tulisan ini saya tulis ketika sudah sarapan nasi goreng, mata yang masih agak ngantuk, janji untuk menyelesaikan banyak pekerjaan hari ini, dan

Sarapan Pagi Gratisan

Pagi ini saya kelaparan, semalam cuma makan buah karena sore sudah makan mie dan minum es kelapa muda sambil memandang laut. Kantin bawah gak ada nasi dan saya sangat tidak bersemangat untuk makan, membiarkan lapar yang membayang. Taunya, Kak Yanti bawa nasi goreng dan tumis ikan Aceh. Malu-malu aku mendekat. Ha..ha.. sendok udah diambilin, dan kursi sudah ditarik. Sarapan pagi gratisan lagi. Nasib anak kos sangat diperhatikan di ruanganku. Jadilah kami berbagi nasi goreng satu tupperware. Kenyang. Mungkin cuma ada di sini, sarapan pagi gratis. Kelamaan jadi anak kos membuat perasaan malu tidak banyak tersisa di sektor pertahanan pangan dan bertahan hidup. Modal senyum, hilanglah rasa lapar itu.

Menyapa lalu Bertukar Kabar

Kemarin saya sibuk mengirim sms untuk teman-teman saya yang bertaburan di muka bumi Indonesia. Provider telepon selular saya berbaik hati memberi 500 sms gratis setelah entah berapa kali saya mengirim sms. Sahabat saya yang pertama, partner in crime waktu kuliah di Adelaide, disuruh bosnya pulang paksa ke kampungnya karena sakit. Sahabat saya ini memang workaholic, udah keliatan dari kuliah dulu, semua tugas kuliahnya selalu dapat high distiction. Karena sakitnya dia dilarang dokter untuk makan beberapa makanan dan karena asalnya dari kota bakso, iseng saya ajak dia makan bakso, dan malangnya dia tak dibolehkan makan bakso. Ha..ha.. Gimanapun kesehatan nomor satu, ketika sakit baru terasa betapa nikmat sehat. Jadi mari kita menjaga kesehatan. Sahabat saya yang kedua, sudah lama tidak ada kabarnya. Dia minta maaf karena sedikit melupakan saya. Saya mengatakan saya hanya ingin say hi, dan menanyakan gimana kuliahnya. Ternyata dia masih sibuk menekuni hobi menggambar komiknya, dan masih

Membaca, sebuah kenangan masa kecilku

Dua hari terjepit ini saya habiskan dengan membaca. Baru bangun tidur, saya suka tertidur kalau membaca. Tiba-tiba ingat kebiasaan membaca masa kecil saya. Mungkin agak tidak biasa, dibandingkan anak-anak usia SD pada saat itu. Kami sekeluarga dulu tinggal di samping rumah nenek saya. Ketika saya mulai pandai membaca, tante saya baru pulang menyelesaikan Masternya dari Manila dan memutuskan untuk membuat sebuah ruang belajar dan ruang baca di rumah nenek saya untuk menampung buku-bukunya yang banyak sekali. Maka tiada hari yang tidak saya habiskan di ruang baca itu. Setiap pulang sekolah saya selalu mengendap-endap masuk ke ruang itu. Tante saya berlangganan majalah Akutahu (ini isinya tentang ilmu sains, siswa berprestasi, dan iklan utamnya cerebrovit untuk kecerdasan otak), Amanah (kalau majalah ini tentang agama Islam kalau sekarang mungkin seperti Paras atau Noor), Intisari (kalau ini masih ada majalahnya), Kartini (ha..ha.. anak SD tapi hobi baca rubrik Oh mama Oh papa) dan yang p

Welcome June

Hmm, tiba-tiba saja sudah tengah tahun, Juni, Juni saudara-saudara ! Target tengah tahunanku masih belum banyak yang terpenuhi, target tiga bulanan aja masih keteteran. Lalu habis juni, waktu akan berjalan lebih cepat, tiba-tiba udah ramadhan, trus lebaran, trus akhir tahun. Lalu ulang tahun lagi, he..he.. Bagaimananapun, aku bersyukur untuk Mei yang sangat indah dan penuh kejutan.. Masih diberi kesempatan menikmati hari di bulan Juni ini.. Tak sabar menunggu sore, mari melarikan diri.. Yups, June Afternoon, enjoy.. "June Afternoon" Didn't I tell you everything is possible in this deja vu? Try the river boat, the carousel, feed the pigeons, Bar-B-Q. Look at all the people, happy faces all around. Smiling, throwing kisses, busy making lazy sounds It's a bright June afternoon, it never gets dark. Wah-wah! Here comes the sun. Get your green, green tambourine, let's play in the park. Wah-wah! Here comes the sun Some folks are on blankets, slowly daydreaming and reachi

Mangat Mantong

Semalam bercanda-canda ma nenek, kami lagi suka ngomong "mangat" dan "mantong" Mangat, asal muasalnya, dari kata "semangat" Mangat semangat dua mangat tiga mangat Mantra ku kalau berniat mau nyuci, harus semangat.. Mangat artinya enak semangat artinya harus semangat dua mangat dah mulai gak enak tiga mangat sudah lupakan saja.. Mangat (Aceh) enak (Indonesia) Mantong (Aceh) masih (Indonesia) Mangat Mantong Masih Enak Nenek mangat mantong, nenek masih enak..he..he.. Trus sore berbalas pantun dengan anak-anak muridku, Nenek yang mulai.. "Bunga matahari bunga lili... Azzizi nyambung "Miss Sari gila sendiri.. Yaa, kemaren azzizi kami kerjain, dia merengek-rengek minta game, gak mau belajar, dengan rayuan gombalnya.. "Miss ayo kita maen, bentar aja, maenlah miss masa belajar terus.." "Azzizi, kalau maen trus kalau azzizi kalah, azzizi pasti marahkan, g mau kalah..." Sebenarnya Azzizi agak terganggu karena dua temannya lagi nyanyi-ny