Balada internet cepat di Aceh

kemarin, saya mengunjungi kantor layanan provider modem saya yang tiba-tiba habis belum genap dua minggu. 18 GB dihabiskan untuk mendengarkan musik, nonton film, window shopping dan hal remeh temeh lain. Harga voucher sebulan itu cukup merobek kantong, tetapi di Banda Aceh yang tak ada hiburan kecuali ngopi dan makan, internet kencang merupakan penolong yang budiman.

Hanya saja harga internet yang kencang dan lancar sangat mahal di Aceh. Paket-paket puluhan GB yang ketika diterangkan dan dianalisis dengan baik ternyata hanya berjumlah belasan GB saja. Sebagian besar provider  menawarkan paket yang menurut saya penuh jebakan batman untuk mendorong laju penjualan. Tidak ada rasa kasih sayang untuk costumernya yang setia, yang tidak punya pilihan, yang sangat membutuhkan. Tidak ada rasa ingin menolong, tulus, dan niat baik.

Saya memandang wajah petugas costumer service yang menjelaskan sebaik-baiknya beberapa pilihan yang bisa saya ambil yang memberikan keuntungan ataupun keringanan untuk saya. tapi dari panjang lebar penjelasan itu, jelas sekali, provider akan selalu untung, dengan laba yang melimpah ruah, dalam balutan persuasi dan empati, pada akhirnya omong kosong.

saya terpenjara karena saya butuh internet cepat dan saya harus rela membayar mahal dan menerima syarat dan ketentuan yang berlaku dengan tanda bintang kecil di sudut bawah.

saya tidak marah kepada petugas costumer service yang hanya menjalankan tugasnya, dan entah berapa dibayar per bulannya. saya tersenyum karena dia terus tersenyum meski kami berdua mengerti saya tidak punya pilihan lebih baik kecuali membeli produk mereka dan membuat korporasi itu semakin kaya dan kaya.

meski saya doakan semoga pada akhirnya akan ada sedikit keadilan, meski itu dengan campur tangan Tuhan.

Tunggulah pembalasan itu, mungkin tidak sekarang..

Popular posts from this blog

menulis serius

Mimpi Masa Muda

Cut Abang dan Cut Adek Sabang 2011