First day in Bonn

Balik ke Bonn setelah lebih dari 24 jam perjalanan berada di cakrawala.

Aku tidak bisa mengatakan aku tidak menikmati perjalanan ini. Terbang, bukankah itu suatu mukjizat, bisa berada di langit dan melihat awan putih sejajar mata? Belum lagi ketika mataku menikmati lapisan salju yang menutupi pohon ketika akan mendarat di Bandara Koeln.

Aku tersenyum bahagia,  ketika melihat, lelaki itu, berdiri, di gerbang kedatangan, menatap lurus mencoba mencari sosokku yang ternyata sudah duluan berdiri menunggunya di luar.

Jangan berpikir kami akan berpelukan, atau dia membawakan aku bunga, tentu saja tidak.
Dia segera mengambil alih koper hitamku dan dengan rela mendengarkan aku memuntahkan semua yang kusimpan di kepalaku duapuluh empat jam terakhir sendirian. Sungguh malang nasibnya, ha..ha..

Lalu aku sendirian lagi, di kota yang ternyata memang telah jadi rumahku. Belanja makanan untuk mengisi kulkas, mengisi pulsa untuk hapeku, memasang sprei dan merebahkan diri di kamar yang membeku. Minus lima derajat, aku lupa rasanya dingin yang seperti ini.

Tertidur terlalu cepat dan terbangun dini hari, Bukan hanya otakku yang bingung, tapi tubuhku juga belum menyadari, hari ini aku terbangun di benua berbeda dengan waktu berbeda.

Sungguh lucu, setelah selalu merasa semua terlalu berisik dan kini hening mengurung.

Sendiri, aku lupa rasanya membuatku nyaman menjalani dua tahun sendiri di kamar ini.

Drama Korea tak menarik lagi, youtube tak bisa membebaskan sepi, dan berjalan ke luar terlalu dingin.

Mungkin membiasakan diri lagi memang butuh waktu, membiasakan diri tanpa semua semu dari sebuah kebersamaan.

kali ini aku kembali, tanpa satu nama, nama yang dimanapun bisa membuat hariku meriah, tak ada jarak, tak ada waktu, nama itu selalu bisa kuraih. Kini tidak, enam tahun cukup untuk memaksakan sebuah kenyamanan semu. Mungkin karena itulah, hari pertama di Bonn tak sama lagi, dia tidak aku bawa, tidak di hatiku, tidak di koperku.

Selamat tinggal, aku akan bersemangat menyelesaikan ini dan kembali pulang membawa mimpi yang baru..



Popular posts from this blog

menulis serius

Cut Abang dan Cut Adek Sabang 2011

Mimpi Masa Muda