refleksi : my PhD Journey

Akhirnya hari ini terlalui juga dengan baik. Sebulan yang lalu, saya ingin men-skip hari ini dari kelender karena hari ini saya harus memberikan presentasi di kolokium tentang hasil fieldwork saya lima bulan di Banda Aceh. Alhamdulillah, semua berjalan dengan baik. Meski bahasa inggris saya belepotan dan tangan saya masih saja dingin ketika berbicara di depan umum.

Salah satu pelajaran yang saya hayati selama menjadi phd student, untuk selalu berlapang dada menerima komen dan feedback. Malah saya harus rajin meminta feedback pekerjaan saya. Untuk presentasi dua puluh menit tadi, saya melalui dua kali proses review. Pertama saya menyiapkan slides saya, lalu saya mengirimkannya ke Neysa, Neysa baca dan memberikan komen, lalu saya perbaiki, lalu dikomen lagi, saya perbaiki lagi dan akhirnya jadi.

Alhamdulillah, ada Neysa yang berbaik hati membantu untuk melakukan proof reading, memberikan banyak pertanyaan yang membantu saya mematangkan ide, dan saran untuk membuat pekerjaan saya lebih baik.

Kemudian saya berlatih untuk melakukan presentasi, beberapa kali dengan final slides, tapi, tetap saja, saya blank ketika tadi presentasi.

Meski presentasi saya tadi jauh dari sempurna, tapi saya sangat menghargai proses yang saya lalui untuk sebuah presentasi. Proses ini buat saya lebih berharga dari hasil. Ketika berproses, banyak sekali yang saya pelajari, refleksikan, dan pertimbangkan berkaitan dengan research saya.

Saya harus bisa menerima kekurangan saya dan berusaha untuk jadi lebih baik dengan banyak bersabar menghadapi segala keterbatasan. Jujur, sebagai phd student, saya merasa sangat dodol. Jangan tanya berapa banyak publikasi, berapa kali jadi presenter, atau berapa konferensi yang sudah saya hadiri. Saya cukup bahagia dengan presentasi-presentasi rutin di kampus. Soal publikasi, jangankan menulis jurnal, untuk fokus menulis disertasi saja saya masih berjuang sangat.

Memang benar, seorang phd student harus cerdas lahir batin, rajin sekali, dan sangat persistent, tapi saya hanya ingin menikmati proses phd ini dengan baik. Maka saya tidak ingin berkompetisi dengan siapapun. Saya hanya ingin selalu mengalahkan rasa putus asa, malas, kecewa, rendah diri, galau dan semua perasaan jelek yang tak ada obatnya. Saya ingin selalu merasa optimis, bersemangat dan bersyukur dengan semua proses ini.

Buat teman-teman yang ingin melanjutkan sekolah hingga jenjang phd, jangan pernah takut untuk mencoba. Phd adalah sebuah proses, siapapun bisa berproses dan ketidakpastian akan selalu ada.

Sore tadi, saya memikirkan ini semua sambil menikmati matahari di tengah kota Bonn. Saya duduk sambil menunggu Rahmi dan suaminya yang berkunjung ke Bonn. Cukup lama juga saya terbengong-bengong dan menikmati sinar mentari sambil berefleksi.


Berefleksi sambil menikmati suasana sore di zentrum kota Bonn

Waktu berjalan begitu cepat, ini sudah semester empat saya menjadi mahasiswa. Semoga proses ini akan berjalan dengan baik hingga akhir, doakan saya ya..

Popular posts from this blog

menulis serius

Mimpi Masa Muda

Cut Abang dan Cut Adek Sabang 2011