tulisan abu-abu

Balik ke Jerman, saya bertemu lagi dengan satu warna yang selalu membuat saya salah tingkah. Warna abu-abu. Sebenarnya, dalam kehidupan sehari-hari, saya paling suka warna abu-abu. Jilbab favorit saya, warna abu-abu. Pakai baju apa aja, kalau bisa, jilbabnya warna abu-abu. segitunya.

Abu-abu yang membuat saya salah tingkah, terletak di tengah, antara hitam dan putih. Tidak hitam dan tidak putih. Biasanya, hati nurani saya suka protes kalau bertemu abu-abu. Abu-abu itu ya ketika harusnya putih tapi tidak putih. agak tercampur dengan hitam.

Abu-abu itu bukan milik saya saja, terkadang milik orang-orang yang dengan sengaja atau tidak sengaja berbagi abu-abu. mau tak mau, abu-abu milik mereka, menyapa saya, memperkenalkan diri dan saya berkenalan lagi dengan abu-abu.

langit abu-abu, terkadang juga terlihat menarik


satu, yang akhirnya kami sepakati, kami di sini, saya dan si ndut adik saya, setidaknya, kami sepakat untuk menerima abu-abu ini. Dalam artian kami tidak akan nge-judge. sebisa mungkin menuangkan larutan pemutih setetes demi setetes. Mungkin abu-abu ini bisa jadi putih kembali. Jika dari awal kita membuang muka, menghakimi, atau menjauh, abu-abu ini mungkin akan pergi. Tidak sempat kita untuk berkenalan dan menjadi teman abu-abu yang masih mungkin menjadi putih kembali.

Pada akhirnya, tulisan ini juga semakin abu-abu. tidak jelas, mau menulis apa, mau menyampaikan apa.Tulisan abu-abu, entah mengapa, selalu saja menarik.


Popular posts from this blog

menulis serius

Mimpi Masa Muda

Cut Abang dan Cut Adek Sabang 2011