Transkrip, I am in Love

Sejak masuk kantor, saya mulai melakukan clearing data saya. Alhamdulillah, transkrip yang dibuat Pipit bagus sekali, kata per kata. Jadinya, saya sangat bersemangat membaca  dan mengedit kembali transkrip interviewnya.

Total interview yang saya pilih sebanyak 75 responden. Beberapa ada yang tidak direkam jadi  kelihatan bedanya antara data yang direkam dan dicatat saja. Memang jauh lebih berbobot data interview yang di transkrip. Ceritanya mengalir dan ketika membacanya kita bisa merasakan kembali suasana ketika interview dilakukan.

Masih banyak memang yang harus dikerjakan, clearing setelah itu coding dan analisis. Saya belum punya sama sekali petunjuk buat coding. Teori juga lagi dipilih-pilih kembali, mana yang mau dipakai.

Dua hari ini saya banyak diskusi dengan teman seruangan saya yang dalam lima bulan saya tinggal sudah berhasil menganalisis datanya dan menulis tiga chapter. Deg-deg-an saya dibuatnya. Omen, paten kali abang tu, benar-benar phd student sejati. Tidak seperti saya, dodol. Coba dulu di Banda, saya gak kebanyakan galau, nyicil clearing data, pasti sudah beres data saya. ah, parah, hehehe

Maka dari pagi sampai sore, saya berteman kembali dengan transkrip-transkrip itu. Ada satu petikan wawancara yang membuat saya tertegun,


duduk dan melototin layar biru ini seharian

Saya : "Jadi. menurut abang kalau "misal" terjadi tsunami lagi di Banda Aceh, apakah masyarakat sudah bisa menyelamatkan diri ?"

Abang Responden: "Insya Allah, jika terjadi tsunami lagi, akan banyak korban."

Jawaban dari responden saya sungguh jujur dan miris.

Saya bertemu dengan orang-orang yang hebat yang bersedia menjadi responden saya . Semoga disertasi saya ini juga bisa memberikan sesuatu kembali untuk responden-responden saya.

dan langkah awalnya adalah dengan bersemangat mengolah data qualitatif ini.

Popular posts from this blog

menulis serius

Mimpi Masa Muda

Cut Abang dan Cut Adek Sabang 2011