Istanbul dalam puisi

Istanbul, keemasan warna lampu terhujam ke angkasa
Alunan musik, melarutkan perih

Air mata turun menambah kelam
Cahaya lampu tak mampu taklukkan perih

Terlanjur namanya merasuk malam,
Haruskah aku padamkan kelip senyummu di langit hati

Karena aku, harus melangkah
Terlalu kikuk menunggu rengkuhan





Popular posts from this blog

menulis serius

Mimpi Masa Muda

Cut Abang dan Cut Adek Sabang 2011