sejauh jarak antara hari ini dan masa remaja saya

Pagi tadi, meski dari jauh, saya melihatnya lagi. Masih seperti yang ada di ingatan. Entah kapan kami terakhir berbicara. Saya hanya tidak ingin kembali pada masa-masa ketika dia terlalu spesial buat saya. Hanya saja senyumnya dan matanya masih sama seperti dalam ingatan.

Dia yang selalu menitipkan dompet dan jam tangannya ke saya setiap pelajaran olah raga. Dia yang setiap habis memangkas rambutnya menjadi sangat pendek, membiarkan tangan saya memegang kepala plontosnya. Lelaki itu, yang memberikan banyak mimpi untuk masa remaja saya. Teman tapi ngarep saya, my best friend paling gak jelas saya. Hahaha..

Sebuah pertanda yang benar, pagi tadi, saya kembali bisa merasakan kehadirannya. Mata saya begitu mudah menemukan sosoknya. Terlalu misterius, pertemuan yang membuat saya tersesat dalam memori. Senangnya bisa melihatnya lagi, meski dari kejauhan. Sejauh jarak antara hari ini dan masa remaja saya.

Popular posts from this blog

menulis serius

Mimpi Masa Muda

Cut Abang dan Cut Adek Sabang 2011