Rekonstruksi kenangan

Akhirnya, semua rute dan tempat yang pernah saya pergi berdua dengan dia, sudah saya rekonstruksi ulang lagi. Saya menyusuri rute-rute itu sendirian satu persatu dengan perencanaan yang matang.

Rasanya memang berbeda, sebuah perjalanan ketika ada seseorang di samping. Biasanya kami berbicara banyak dan tiba-tiba sudah sampai di tujuan.

Namun, bukan berarti ketika sendirian lebih menyedihkan. Kalau sendirian lebih banyak yang bisa dilihat apalagi dirasakan, Termasuk mengingat kenangan yang akan segera ditimpa dengan kenangan baru. Waktu berjalan lebih lambat dan tujuan terasa agak jauh.

Rekonstruksi ini, buat saya penting dalam rangka move on. Hanya saja, entah kenapa, jalan kami masih terus bersinggungan.

Masih saja dia, bisa tiba-tiba muncul dalam sore saya. Muncul dengan sebab-musabab yang bahkan tak pernah terpikir sebelumnya. Menciptakan kenangan baru, padahal kenangan lama sudah susah payah saya timpa.

Kalau seperti ini, maka rekonstruksi saya jadi tak begitu efektif. Mungkin ini karena saya terlalu bersemangat merekonstruksi, padahal, mungkin tak semua harus direkontruksi, kadang ada yang hanya perlu dibiarkan saja menguap bersama waktu.. 

Popular posts from this blog

menulis serius

Mimpi Masa Muda

Cut Abang dan Cut Adek Sabang 2011