Gaul setengah hati

Ada satu keinginan saya sejak sekolah di luar negeri, merasakan pengalaman berteman dengan mahasiswa yang berasal dari negara tempat saya bersekolah.

Waktu di Adelaide dulu, sungguh susah untuk bisa keep in touch dengan mahasiswa lokal. Sahabat saya yang kemudian menjadi saudara saya adalah student Indonesia di perantauan. Akhirnya teman Aussie yang saya kenal lumayan dekat malah berasal dari teman interfaith dinner saya. Teman kuliah saya kebanyakan international student dan kami cuma bertemu di jam kuliah dan tak pernah hang out bareng.

Semalam, akhirnya saya merasakan pengalaman itu untuk pertama kalinya. Saya akhirnya punya "buddy" yang merupakan mahasiswa Jerman yang mengajak saya duduk di taman kampus seperti layaknya kebiasaan mahasiswa lokal pada musim panas. Sebelumnya kami ke warung dulu, membeli sesuatu untuk diminum sambil ngobrol-ngobrol gak jelas.

Awalnya, kami berencana menonton sebuah film bisu di uni, tapi ternyata penontonnya membludak dan pintu uni ditutup karena tidak ada lagi kursi kosong. Plan B, nongkrong di taman akhirnya dijalankan.

Kami nongkrong berempat, saya, buddy saya, pacarnya buddy saya, dan teman buddy saya yang pemain cello. Ngobrol dua bahasa, jerman dan inggris. Sayang sekali bahasa jerman saya makin jelek, jadinya saya cuma bisa mendengar dan tidak bisa ngobrol. Sesekali buddy saya menerjemahkan apa yang mereka bicarakan kepada saya. 

Selesai dari taman, buddy saya mengajak saya menghadiri pesta ulang tahun temannya di taman sebelah. Kebiasaan student di sini kalau ulang tahun sungguh berbeda. Mereka akan membeli sekotak bir, duduk di taman sambil ngobrol sampai tengah malam atau bubar karena hujan. Saya mengucapkan selamat ulang tahun ke temannya buddy saya kemudian saya mohon diri. Duduk di taman merayakan ulang tahun menurut saya kurang asyik. Jadinya saya memilih pulang dan tidur di rumah.

Masalah sosialisasi ini sungguh sesuatu. Saya terkadang agak malas buat bergaul, ngobrol basa-basi dan membuka diri. Satu sisi, saya ingin sesekali merasakan pengalaman bersosialisasi dengan teman-teman jerman saya. Sungguh dilema terkadang. 

Setidaknya, sekarang saya punya buddy yang bisa memperkenalkan budaya lokal yang cukup unik dan menarik. Jadi balik ke sayanya saja, mau gaul atau tidur di rumah hehehe


Popular posts from this blog

menulis serius

Mimpi Masa Muda

Cut Abang dan Cut Adek Sabang 2011