teman baru saya

Seminggu lalu, saya tidak mengenalnya. Padahal mungkin saja kami berpapasan di jalan, berdiri bersebelahan menunggu lampu hijau, atau bahkan antri di supermarket yang sama.

Rasanya saya seperti bertemu seorang teman lama saja, karena kami langsung bisa ngobrol ini itu tanpa sungkan. Saya masih terkesan dengan tawarannya menemani saya berbuka puasa. Kali pertama saya berbuka di sebuah rumah makan dengan seseorang yang bahkan tidak tahu dimana Indonesia itu.

Pesanan kami datang, sepiring pasta buat saya dan salat untuknya. Dia mempersilahkan saya mencicipi makanan pesanannya. Saya mengambil sepotong keju dari piringnya tanpa malu-malu.

Sambil makan, dia bercerita banyak tentang hidupnya. Mungkin karena dia belajar sejarah, dan sejarah adalah kumpulan kisah, maka dia sudah terbiasa berbagi cerita. Selera humornya cocok dengan saya, sehingga saya tidak berhenti tertawa sepanjang malam.

Ketika hendak berpisah, dia membongkar isi tasnya, karena saya katakan, saya sangat penasaran dengan isi tas seorang cowok. Mengeluarkan satu persatu benda-benda yang ada di dalamnya. Bahkan dia membuka tempat pensilnya. Ada pulpen warna-warni terselip manis di sana. Sambil bercerita bahwa tasnya itu adalah satu-satunya di dunia, dia memesannya khusus. Tali tasnya dari bekas seatbelt dan ban sepeda yang jadi ornamen tasnya.

dan dua jam itu berlalu begitu saja. Hujan sudah reda ketika kami berjalan menuju halte bis. Dia mendorong sepedanya dan menemani saya menunggu bis. Kali ini dia memperkenalkan sepedanya kepada saya. Sepedanya ternyata juga punya nama dan sejarah. Saya jadi ingat skuter matik saya, yang juga punya nama dan cerita.

Ketika bis datang, dia melambai sambil tersenyum. 
"Write me an email..." katanya

Begitu banyak kesamaan, begitu banyak kebetulan yang tidak bisa saya cari jawabannya. Bagaimanapun, saya semakin yakin, bahwa pertemuan itu adalah kuasa Allah Swt. Siapa, kapan, dimana dan bagaimana caranya, akan tetap menjadi misteri.

From a stranger then become a friend.

Mungkin sampai kapanpun, logika saya tidak bisa menjelaskan, bagaimana mungkin kami bisa berkenalan. Saya yakin, ini kado dari Allah Swt buat saya ramadhan ini sekaligus membuat saya lebih optimis untuk sesuatu yang lebih besar tentang hakikat sebuah pertemuan.




Popular posts from this blog

menulis serius

Mimpi Masa Muda

Cut Abang dan Cut Adek Sabang 2011