satu sore di Leverkusen

Saya kenal citra, di pengajian bulanan kami. Citra cerita kalau di Leverkusen, ada Mall kayak di Jakarta. Karena sudah lama g ngemall, saya pengen ngerasain suasana mall lagi sekalian cuci mata.

Jadilah sabtu kemarin kami janjian buat ngemall dengan semangatnya. Ternyata bener, kali ini benar-benar mall, bukan pertokoan yang berjajar atau sekolompok toko-toko di pusat kota.

Sudah lewat waktu  makan siang ketika kami sampai, kami mutar2 bentar, lalu nyari tempat makan siang. Akhirnya Citra ngajak saya makan di sebuah restoran asia all you can eat. karena saya udah duluan makan Baguette Tuna yang segede gambreng, jadinya saya makan seadanya. Citra benar-benar menikmati makan siangnya, jadi kami ngobrol panjang lebar tentang segala macam.

Selesai makan, citra kekenyangan. Jadi kami duduk di kursi yang memang disediakan buat pengunjung yang kelelahan habis mutar-mutar mall. Lalu saya ke toilet sebentar. Setelah sekian lama menunggu makanan turun, kami mulai jalan lagi.

Tiba-tiba Citra sadar, dompetnya gak ada lagi. Sepertinya tertinggal di tempat kami duduk sebelumnya. Ketika kami kembali, dompetnya sudah tidak ada. Kami bertanya ke orang-orang di sekitar dan sekaligus mengintip tong sampah di sekitar.

Lalu kami lapor ke informasi, meninggalkan nomor telepon karena di dompet gak ada satupun informasi yang ada nomor teleponnya, dan menulis ciri-ciri si dompet.

Setelah itu, sesuai petunjuk dek Aisa yang pernah kehilangan dompet juga, kami mencari kantor polisi dan kantor loss and found terdekat. Karena kantor polisinya lebih duluan jadwal bisnya jadi kami memutuskan ke kantor polisi baru ke kantor loss and found.

Ketika kami berjalan menuju kantor polisi, hapenya citra berbunyi. Ternyata dari si Pak Polisi yang meminta dia ke kantor polisi karena ada yang menemukan dompetnya. Kami berpelukan karena senangnya. Dompet ketemu, artinya tidak perlu mengurus semua kartu-kartu yang ada di dompet itu yang pasti sangat ribet.

Pak Polisi menyerahkan dompet Citra dan menyuruh memeriksa kelengkapan isi dompetnya. Uang 10 Euro sudah tak ada lagi, paling tidak dompet sudah kembali.

Kami pulang dengan bahagianya, membahas, darimana si Pak Polisi tau nomor telepon Citra. Ya, ini negara yang sistem informasinya sudah bagus. Satu sisi, ada harapan sebuah dompet yang hilang bisa kembali lagi, satu sisi, semua tindak tandukmu tentu saja tercatat dengan baik. hahaha

Popular posts from this blog

menulis serius

Mimpi Masa Muda

Cut Abang dan Cut Adek Sabang 2011