si melon


mungkin kita terbiasa melihat seseorang yang berada di dekat kita sebagai orang yang biasa-biasa saja. mungkin karena mereka tak pernah ragu memperlihatkan diri mereka yang apa adanya dan kita terbiasa melihat kekurangan mereka, dan takjub ketika melihat mereka adalah seseorang di luar sana.

kemarin ketika melon mengirimkan fotonya dengan koleganya, berjas putih, dengan senyum profesi penuh percaya diri, saya baru tersadar, adek melon saya itu, bentar lagi akan menjelma menjadi seorang dokter spesialis dengan kompetensi yang sangat tinggi.

bagaimana bisa, teman berantem dan teman main saya sejak kecil, tak lama lagi menjadi seorang dokter yang mengepalai IGD ?




paling tidak saya bisa konsul 24 jam gratis dengan ibu dokter galak ini. meski kadang sarannya dan daya terawang bu dokter ini suka saya ragukan meski akhirnya dia sampai saat ini hampir selalu jitu mendiagnosis lewat foto yang saya kirimkan seadanya.

semoga melon bisa segera menyelesaikan studinya dan membuat saya semakin takjub dengan sepak terjangnya..

Popular posts from this blog

menulis serius

delapan jam

Interview Masuk SMP