Pernikahan Visioner

Kemarin, seperti biasa kami bertemu lagi di acara pengajian. Banyak cerita, segala keluh kesah, dan nasehat dibagi.

Salah satu yang masih saya pikirkan, bahkan setelah saya bangun pagi tadi, tentang konsep pernikahan visioner. Semalam atas rekomendasi mbak evita, saya menonton videonya di youtube dan sempat saya bagikan kepada teman-teman yang saya pikir bisa berdiskusi dengan saya lebih lanjut.

Lalu yang saya pahami, pernikahan visioner adalah konsep pernikahan yang berpikir ke depan, dengan segala daya dan upaya mengusahakan, agar kelak nantinya, bukan hanya saya, suami, atau anak saya yang berkumpul di surga, akan tetapi juga cucu, cicit, hingga semua generasi di bawah saya.

Sebelumnya, saya kadang berdoa, semoga dipertemukan kembali dengan kakek nenek, orang tua dan adik-adik saya di surga. Tapi berpikir untuk bisa berkumpul dengan anak cucu cicit saya, belum pernah terpikirkan.

Alhamdulillah saya belum terlambat, karena salah satu langkah yang diambil untuk mewujudkannya adalah dengan memilih calon suami, calon ayah yang terbaik untuk anak. Mungkin proses ini sedang saya jalani sekarang. Membuka mata, membuka hati, berdialog dan sambil memantaskan diri agar dipilih oleh calon ayah yang potensial.

Proses memantaskan diri ini memang tidak mudah, semakin saya melihat diri saya dengan jujur, saya semakin sadar, begitu banyak kekurangan dan rapor merah saya. Beberapa catatan khusus saya berikan, strategi mengupgrade diri, waktu-waktu merenung, dan pertanyaan yang tak ada habisnya yang saya tujukan untuk diri saya sendiri.

Terdengar begitu serius ya, hmm, memang serius masalah ini. Semoga niat saya untuk memilik sebuah pernikahan visioner diridhai dan dimudahkan oleh Allah Swt. semoga..

Popular posts from this blog

menulis serius

Cut Abang dan Cut Adek Sabang 2011

Mimpi Masa Muda