introvert vs ekstrovert

Menurut saya,  saya ini sepertinya campuran ekstrovert introvert, alias gak jelas. kadang saya enjoy berada di antara orang banyak, kadang saya lebih suka sendirian saja.

kalau shopping, saya lebih suka sendirian. lebih bebas ke sana ke mari.
tapi kalau ada yang rela menemani sambil bawa belanjaan, seperti si ndut, saya rela ditemani belanja. apalagi kalau dibayarin, hahaha, dengan senang hati.

kalau curhat-curhat, tergantung sikon dan orangnya. kalau klop, pertemuan pertama, sudah bisa membicarakan ini itu dengan dalamnya. kalau gak kling, sudah lebih enam bulan seperti ini, saya masih belum mengenal teman-teman seruangan saya dengan baik.

kalau makan, tergantung juga, saya lebih suka makan siang sendiri, duduk dan menikmati makan siang saya, namun kadang-kadang saya harus makan siang bareng, senyum-senyum gak jelas, mengangguk-angguk, karena pembicaraan dan peserta makan siang tidak terlalu akrab.

lalu pembahasan intovert ekstrovert ini, sebenarnya karena saya menemukan seseorang yang sangat introvert dan sangat terkesima dengan masalah introvert ini. ternyata sulit juga membiarkan beliau berpusar dalam dunianya. membiarkan dia diam, tanpa harus memberondong pertanyaan atau memaksanya bercerita. mungkin tidak semua orang berpikir, berbagi dapat membuatnya lebih baik. mungkin saya belum bisa terlalu dipercayai atau cukup nyaman untuk dicurhati. atau simpel dia merasa tidak perlu membicarakan semua yang dirasakan.

pengalaman saya sama ndut, cowok jelek ini, tidak selalu mau bicara. ada saatnya dia pengen bicara dan menyuruh saya mendengar dia bercerita berjam-jam, melompat-lompat dengan randomnya, tanpa ujung pangkal. tapi kalau lagi gak mau, dirayu seperti apapun, dia tidak akan berkotek. hahaha mending tutup telepon dan menunggu ditelpon balik daripada sakit hati dengan sambutannya yang dingin.




tapi tetap saja, introvert dan ekstrovert ini sangat menarik. sepertinya saya terlalu berkelimpahan dengan sosok ekstrovert, dan ketika bertemu dengan si introvert, saya mati gaya. harus bagaimana bersikap, kadang aba-abanya gak jelas. kerjaan saya maju mundur saja, kalau sinyalnya bagus saya maju. kalau sinyalnya jelek, saya mundur. bingung, ini harus gimana. dia marah sama saya atau sekedar sedang pengen sendiri. ini kenapa message saya dicuekin, apa karena dia males atau dia gak suka sama message saya. susah sekali membaca tanda-tanda.

bagaimanapun, si introvert ini juga punya warna yang khas, yang juga tak kalah berkilau. mungkin saya harus lebih membuka hati dan mata, membiarkan dia menunjukkan warnanya. Bukan begitu abang introvert ?



Popular posts from this blog

menulis serius

Cut Abang dan Cut Adek Sabang 2011

Mimpi Masa Muda