bon makan


Dompet merah itu, saya buka pelan. Merapikan kartu-kartu, beberapa kertas, mengatur letak foto, dan menemukan sebuah bagian dalam yang tersembunyi.

Sekedar memastikan isinya, pelan mengambil dua lembar kertas  putih, bon makan yang terlipat rapi.

Pelan mendapati tulisan tangan saya, membaca nama makanan dan minuman yang dipesan. Melihat jumlah harga yang dia bayar untuk makan malam kami tertanggal 5 mei 2011.

Sudah hampir dua tahun, waktu berjalan dengan cepatnya. Entah kenapa, dua lembar kertas itu tetap saya bawa kemari dan semua ingatan tentang dua malam ketika kami belum jadi alien satu sama lain.

Dua lembar bon itu, bukankah cukup untuk jadi sebab kita bertukar senyum ketika bertemu nanti? 

Akankah nanti di kota itu, kita saling bertegur, sekedar menghormati dua manusia yang malam itu berbagi es coklat dan beberapa sendokan pasta? 

Let's hope..


Popular posts from this blog

menulis serius

Cut Abang dan Cut Adek Sabang 2011

Mimpi Masa Muda