bibliothek und ich


Pagi ini saya menelpon ke rumah karena semalam ternyata di sana gempa dua kali dengan kekuatan 6,0 SR. Telepon saya diangkat oleh ayah saya yang kebetulan sedang pulang makan siang. Ibu saya selalu panik jika gempa, kadang sampai ada ototnya keseleo karena bergerak dengan tiba-tiba karena panik. Alhamdulillah, semalam semua baik-baik saja.

Kemarin, akhirnya saya membulatkan tekad mengunjungi perpusnya Georgrafi. Uni Bonn, tempat saya sedang menunggu promosi Doktor saya memiliki banyak sekali perpustakaan. Mungkin ada lima atau enam. Sejauh ini saya sudah mengunjungi empat : perpus pusat, perpus pusat penelitian, perpus kedokteran dan science, dan terakhir kemarin geografi. Lalu ternyata buku-buku saya masih terselip di perpustakaan hukum dan studi asia tenggara.

Semua perpus memiliki peraturan yang berbeda, misal ni, perpus pusat kita bisa ngambil sendiri buku yang kita mau pinjam dan kita bisa pinjam buat sebulan. Kalau di perpus pusat penelitian, kita cukup datang, berbincang dengan pustakawannya yang sangat baik, sambil menyodorkan daftar buku yang kita mau. Dia akan senang hati mengumpulkan buku itu dan boleh dipinjam seminggu.

Perpus geografi, semua buku gak boleh dipinjam, jadi hanya bisa di foto copy. Saya harus membeli kartu fotocopy yang harganya 15 euro di mesin yang gak punya uang kembalian. Maka pergilah saya menukar uang menembus salju. Akhirnya saya beli kartu pos agar uang saya pecah dan ketika mau bayar, nyempil uang lima euro di dompet. Rasanya gimana gitu, hehehe.

Jadi apa hubungan gempa dan perpus? Kemarin saya memfotocopy beberapa bab tentang gempa bumi. Fotocopian yang pertama agak aneh, ada yang kecil ada yang besar. Saya selalu grogi kalau berhadapan dengan mesin, mesin kopi, mesin cuci, mesin tiket apalagi mesin fotocopy.

Fotocopian yang aneh itu memanggil2 saya untuk membaca tentang semua huruf yang terangkai membicarakan bencana dari satu rak yang isinya buku yang sayu butuhkan untuk research saya. Mata saya berbinar-binar memandang rak itu, seakan bertemu pujaan hati yang sudah lama di kangeni. Waktu pulang si ibu perpus berpesan, datang lagi ke mari, jika ada buku yang kamu butuhkan. Yup, I will back..

Popular posts from this blog

menulis serius

Cut Abang dan Cut Adek Sabang 2011

Mimpi Masa Muda