episode patah hati


Pagi ini, sahabat saya patah hatinya. Saya tidak tau harus berkata apa. Mungkin tidak ada kata lagi yang bisa membuat perasaan jadi lebih enak atau lega.

Patah hati ya memang seperti itu, meski sudah sering kali atau baru pertama kali, tetap saja  perih.

Rasanya aneh, di usia yang harusnya kami sudah punya a true story about love, masih ada kejadian patah hati. 
Timeline segini, harusnya udah "on mission" menjalankan target produksi dan mengimplementasikan cita-cita sustainable. Bukannya masih berkutat dengan RESEARCH QUESTION;  membaca LITERATURE dan belum juga siap menulis RESEARCH PROPOSAL, hahaha..

Tapi dengan waktu, dan berputarnya siang dan malam, semua itu vorbei, vorbei..

Berlalu, cepat atau lambat.

Dan sebagai seorang sahabat yang baik, memberikan pelukan atau ada di samping, sudah cukup daripada semua kata penghiburan yang diulang berkali-kali..

Dan karena dia di sana, dan saya jauh di sini

Saya hanya bisa menuliskan ini semua,

 Hari ini langit biru dan matahari bersinar lantang..

Meski saya sendirian di office dan dia di sana di kamarnya,

Setidaknya kami masih terhubung..

“Mungkin memang sudah jalannya..  Sabar ya..“

Popular posts from this blog

menulis serius

Mimpi Masa Muda

Cut Abang dan Cut Adek Sabang 2011