weekend seadanya


Sudah dua weekend, saya di rumah saja. Tidak kemana-mana Bersih-bersih kamar, dengarin lagu, membaca, masak memasak, dan yang paling saya tunggu, sesi telpon ke rumah dan skype dengan sahabat-sahabat tercinta.

Hari sepanjang minggu, sore jam 7 malam baru tiba di kamar. Sudah terlalu lelah untuk melakukan apa-apa. Mau menelpon ke rumah, yang di rumah sudah terlelap. Mau chat, semua sedang sibuk dengan pelajaran atau pekerjaan masing-masing. Biasanya langsung tidur, mengendapkan semua yang terjadi satu hari.

Salah satu, kebahagian kecil saya yang hilang belakangan ini adalah tidur siang.  Menderita sangat tanpa tidur siang yang selama ini tak pernah saya tinggalkan. Sabtu dan minggu adalah kesempatan tidur siang yang tak boleh disia-siakan. Maka tadi saya tidur dengan nyenyak.

Sesiangan saya berbicara dengan nenek, hampir tengah malam di Bandung. Nenek sudah nguap-nguap. Sesekali saya ngelap “ingus” yang pengen menyapa nenek. Sudah terasa dingin sekali, alergi musim dingin saya mulai menampakkan diri. Ah saat-saat seperti ini, jangankan cairan hidung ini, hati saya juga meleleh jadinya.. eaaa..

Sore ini hati saya semakin mantap bahwa "semua harus diperjuangkan" dan dalam obrolan via skype edisi malam minggu dengan dedek Rachmi yang panjang lebar, kami sepakat akan terus kuat, tabah, dan bersemangat dalam menjalani kehidupan.

Jadi ingat motto si mamak dulu “Berjuang sampai tetes ingus penghabisan..”  untuk perempuan-perempuan meriah, dalam kemeriahan kita, tak akan pernah ada kata menyerah.

Miss you all..

Popular posts from this blog

menulis serius

Mimpi Masa Muda

Cut Abang dan Cut Adek Sabang 2011