Kopi dan Pembicaraan tentang cinta


Pembicaraan atau ngobrol gak jelas tentang cinta itu, paling enak kalau ditemani kopi.

Sore itu setelah sekian lama tidak ngupi-ngupi sambil ngobrol-ngobrol masalah cinta, hati, perasaan, dan teman-temannya yang lebay itu, saya berkesempatan berbicara dengan dua adik saya di tengah pusat kota. 
Udara tidak terlalu dingin jadi kami duduk di luar.

Segelas Ice Vanilla Latte dan kaki sebelah yang diangkat ke atas kursi. Mata menatap nyalang ke langit yang biru. Pembicaraan mengalir lancar dan es kopi itu tiba-tiba habis. Sore semakin tua dan akhirnya harus berjalan pulang meninggalkan pembicaraan tentang cinta. Sedikit catatan saya tentang pembicaraan sore itu..

“Cinta itu mudah kak, kalau kangen telpon aja. Kalau perlu samperin. Gampang. Gak perlu gengsi-gengsian, siapa yang harus duluan dan siapa yang harus nyamperin”

Ya, bagaimanapun pembicaraan tentang cinta sore itu menarik karena ada sesuatu yang terasakan dalam atmosfir. Meski sejuta penyangkalan dalam sejuta canda. Rasa tak pernah luput dari gerak dan pandang, tubuh tak bisa berbohong. 

Seperti motto saya setiap waktu, “Ingkari rasamu, rasakan deritamu...”

Ahaaaay... kapan-kapan kita ngobrol-ngobrol sambil ngupi lagi ya.. 

Popular posts from this blog

menulis serius

Mimpi Masa Muda

Cut Abang dan Cut Adek Sabang 2011