cerita hari ini


Minggu pagi yang tak biasa, matahari bersinar lantang. Mata terbuka dengan sedikit cerita tentang cinta, masih saja sedih tapi entah kenapa kami masih bisa tertawa lalu menangis sedikit. Kamar berantakan dengan kenangan. Koper perlu dipacking kembali dan tiba-tiba pakaian kotor menyapa ingin merasakan segarnya sabun dan air. Kamar kembali bersenandung ketika satu bulan terlalu banyak yang diselipkan, ah tak muat lagi. Bahkan plastik hampa udara tak mampu menyedot perasaan yang tiba-tiba riuh.

Lalu sebuah pertemuan, setelah lama tak bertemu. Ruang cuci yang seadanya, berani-beraninya memindahkan cucianku dalam wadah merah jambu. Wajahnya bersinar dalam terang ruang. Percakapan yang biasanya, entah kenapa terasa senang menyimak kata-kata. Bahkan bahasa itu tak kukenali, seperti bahasa ibu, mengalir pelan, tak ada yang sulit untuk mengatakan. Nikmati saja, meski rompi itu tiba-tiba menyusut dan lift terlalu cepat menanjak. Kalau beruntung, akan ada selamat tinggal, sebelum kota ini ditinggalkan.

Minggu siang yang tak biasa, menunggu satu cerita lagi, mungkin tak terlalu menarik. Hari ini hanya ingin tersenyum dalam balutan remah-remah kemarin. Kemarilah, duduk disampingku dan dengarkan ceritaku tentang satu hari minggu di tengah September...

Popular posts from this blog

menulis serius

Mimpi Masa Muda

Cut Abang dan Cut Adek Sabang 2011