weather forecast, meine Herz


Angin dingin dan mentari yang menyambut terik. Sudah tiba di negeri yang jauh. Menarik nafas sejenak sebelum melanjutkan perjalanan lagi. Memandang langit yang biru dalam senyap yang tak biasa.

Bunga warna-warni bermekaran di balkon tetangga. Jendela yang besar dan jalan yang sunyi. Hati merajuk di sudut. Dimana aku, ketika harap tak lagi ada dan semua tampak tak jelas.

Ini bukan awal seperti pikirku, ketika tak ada ucapan selamat datang berhari-hari. Hanya hening, aku tak disambut di sini. Malam ini aku mencoba mengetuk hening dalam basa basi yang seadanya. 

Mungkin awal ini memang akhir. Aku ingin biasa tapi sepertinya aku tak pantas.

Puluhan ribu jarak yang terpotong bukan semakin menuju, tapi semakin menegaskan, hati telah berubah. Maka sisa musim panas kali ini terasa seperti musim dingin yang beku.

Popular posts from this blog

menulis serius

Cut Abang dan Cut Adek Sabang 2011

Mimpi Masa Muda