wanted : home sweet home


Dua minggu ini saya habiskan dengan duduk di depan laptop membuka-buka iklan rumah atau apartemen satu kamar di Bonn. Ternyata susah menemukan yang sesuai dengan budget saya. Saya harus menaikkan budget saya untuk rumah dan barulah saya menemukan beberapa pilihan. Lalu dengan bahasa jerman seadanya saya mengirimkan email atau nekat menelpon.

Sungguh terlalu, menelpon dengan bahasa jerman seadanya itu. Beberapa berhasil dengan percakapan yang mengalir dengan baik dan beberapa berakhir dengan telpon yang ditutup karena saya tidak mengerti apa yang dikatakan si landlord. Rupanya itu pula mengapa kami dikursuskan bahasa hampir setahun agar supaya bisa saat-saat seperti ini memakainya dengan bersungguh-sungguh.

Alhamdulillah saya diberikan sahabat baru yang baik, yang mau membantu saya, mulai dari ikut mencarikan iklan yang sesuai, membuat janji dan melihat kamar tersebut, mendatangi yang punya asrama dan menanyakan ada kamar kosong untuk saya, sampai menawarkan meminjamkan uang membayar uang jaminan. Ditambah lagi dalam semua kesibukannya yang segunung, masih berbaik hati membalas email-email saya tentang pertanyaan ini dan itu. Makasi ya.

Hingga akhirnya sampai dalam dua pilihan, ragu menghampiri ketika harus memilih. apakah kali ini saya akan tinggal bersama keluarga atau mencoba sesuatu yang baru tinggal di asrama mahasiswa. Berkat beberapa kali istikharah, mantaplah hati saya memilih.

Semoga proses kontrak dan paperworknya berjalan dengan baik. Semoga di tempat yang baru mendapatkan teman-teman baru yang baik. Amiin.

Popular posts from this blog

menulis serius

Cut Abang dan Cut Adek Sabang 2011

Mimpi Masa Muda