tentang makanan di negeri yang jauh


Makan, sehari kita makan tiga kali. Buat saya masalah makan ini sungguh penting. Saya termasuk orang yang kalau lapar gak bisa mikir hehehe.. Pengalaman malang melintang sebagai anak rantau lebih dari 12 tahun, masalah konsumsi ini harus dimenej dengan baik. Kalau masih dalam wilayah Indonesia dan sekitarnya, membeli makanan adalah hal yang paling praktis tetapi kalau sudah agak jauh dari garis khatulistiwa, mau gak mau, kita harus masak sendiri.

Selama ini saya selalu dihadiahkan teman serumah yang rajin memasak dan baik hati. Kali ini sepertinya harus single fighter dalam mengatur menu setiap hari. Berhubung beras mahal di Jerman dan program pengurangan berat badan maka mungkin ini kesempatan baik buat saya terlihat lebih langsing. Hanya saja satu sisi, harga keju, susu, roti, yoghurt, dan cokelat yang enak-enak itu sangat murah meriah.

Kata si ndut, dia yakin saya akan gendut di sini, ketika saya berpura-pura berkeluh kesah bagaimana nasib saya jauh dari tahu dan tempe. Saya sangat terkejut ketika melihat banyak sekali tahu di sebuah toko turki, dan setelah di baca kembali, tentu saja, itu keju yang menyerupai tahu. Alhamdulillah, toko turki dekat mesjid taqwa di dortmund ini menjual daging halal dan semua olahan daging yang buat kita ngiler di supermarket tapi tak bisa membelinya, seperti salami dan berbagai jenis sosis.

Teman-teman saya sudah mulai bereksperimen dengan salad ditambah olive oil dan mayones. Saya mau pelan-pelan saja pindah menu. Sayur saya masih dalam kisaran capcay dan sop. Masalah sayur ini juga lucu, biasanya mengambil porsi paling lama dalam belanja. Pilihan amannya wortel, buncis, jamur, brokoli, bunga kol, dan tomat. Tidak banyak pilihan. Kalau di toko asia, lumayan mahal untuk setangkai kangkung layu dan kacang panjang kurus.

Maka kemarin ketika saya memasak rendang pertama saya dengan bumbu jadi dari Indonesia, saya tertawa sendiri. Ingat kalau dirumah saya paling ogah disuruh mama ngaduk dan nungguin rendang. Sambil menunggu rendang yang lama sangat itu karena masaknya di kompor listrik, saya makan di dapur, jam makan siang hampir lewat. Nasi hangat dari rice cooker, kecap abc manis, dan sambal lado udang tempe. Tempenya enak, gak beda sama tempe Indonesia. Makan dengan tangan, dan menikmati setiap suapan sambil sekali-kali mengaduk rendang. Mertua lewat gak keliatan..hahaha..


Popular posts from this blog

menulis serius

delapan jam

Interview Masuk SMP