Pameran Lukisan Nduut


Kemaren dulu, saya posting poster pamerannya si ndut di wall facebook. Ngetag sana-sini tanpa permisi, sasarannya teman-teman dekat saya, yang kenal ndut.

Selebihnya, mungkin ini sesuatu yang harus disyukuri, satu mimpi yang jadi nyata.

“Kok bisa sampai pameran..”

Ceritanya panjang lebar. Bukan sekedar pengen pamer pastinya, lebih kepada berbagi ingatannya tentang  tanah bernama “Aceh” dengan semua adat istiadat dan tingkah polah yang terekam dalam memorinya sejak kecil dulu. Sejak dulu ndut udah tertarik dengan segala detil-detil yang meng-Aceh. Ingatan ini semakin menguat ketika dia jauh dari tanah kelahiran. Ingatan-ingatan pendek tentang suasana pasar, warung kopi, lambaian selendang, atau pesta kawinan terkuak kembali. Berharap apa yang teringat akan selalu ada dan terlestarikan, meski hanya sesimpel senyum nyak-nyak penjual sayur setiap pagi di pasar Peunayong.

Ruang pamer ndut yang pertama adalah dinding rumah saya. Kok bisa ya, orang tua saya berinisiatif membingkai gambar-gambarnya sejak dulu. Maka terbiasalah saya dan orang rumah dengan gambar-gambarnya yang penuh cerita. Sejak TK dulu dan rajin mengikuti lomba lukis, tak terhitung berapa banyak sudah ternikmati karya seni yang menjadi bagian kehidupan rumah kami sehari-hari. Hanya dengan melihat warna gambarnya saja, sudah tertebak mood ndut hari itu.

Satu sisi, buat saya sendiri, meski saya tak bisa menggambar, saya terbiasa melihat warna-warni dan simbol. Terbiasa menikmati detil dan menghargai tarikan pensil. Terbiasa tersesat di toko buku, mencari crayon atau buku gambar buat ndut. Terbiasa melihat diri saya dalam imaji ndut di atas kertas. Ketika kado ulang tahun saya tak pernah semahal sebuah lukisan.

Mimpi buat pameran ini juga sangat berliku untuk bisa diwujudkan. Modalnya memang semangat dan kerja keras. Semua persiapan dilakukan sendiri, mulai dari membingkai gambar, display , hingga benang kusut birokrasi, demi satu minggu berbagi.

Semoga pameran “Nuansa Galeri Memori tentang Aceh” bisa jadi titik awal untuk seniman-seniman muda lain berbagi ingatannya tentang Aceh dalam kedamaian dan warna-warna terang. Semoga akan selalu ada..

Popular posts from this blog

menulis serius

Cut Abang dan Cut Adek Sabang 2011

Mimpi Masa Muda