Green Canyon suatu akhir pekan


Rencana Jalan-Jalan ke Pangandaran itu Cuma selintas dua lintas dilontarkan. Sampai hari keberangkatan, saya tak pernah berpikir saya akan pergi ke Pangandaran.

Perjalanan santai, modalnya cuma peta yang didownload dari google maps. Beberapa kali nyasar, Alhamdulillah cowok-cowok di mobil rental itu sangat tidak gengsi buat bertanya tentang arah. Namun, nyasar memang tak terhindarkan. Mungkin di situ seninya, nyasar, jadi ada ceritanya.

Akhirnya sampai juga di Green Canyon. Masih gak ngerti apa yang mau dilakukan ketika sudah berhelm dan berjaket pelampung. Rafting yang tanpa perahu itu sungguh menguras keberanian. Uji nyali saya yang selama ini hanya saya gunakan untuk menyeberang jalan setiap pagi, kali ini harus diobral untuk mengarungi sungai hijau nan indah. Kami harus meloncat ke sungai yang berarus cukup deras. Memanjat batu-batu, dengan rasa percaya diri yang sangat, mengangkat tubuh yang cukup berat, dalam langkah pasti. Memilih pijakan dan percaya kepada guide dan teman  yang mengulurkan tangan membantu atau menarik saya yang berat ini. 

Melihat medan yang sepertinya tak mungkin diarungi, dengan percaya diri yang tinggi. Berperang dengan rasa takut dan lemah. Saling memberi semangat dan dukungan.

Pengalaman jalan-jalan ini sungguh sesuatu. Perjalanan adalah kesempatan terbaik mengenal seorang teman. 
Hingga kembali harus bermalam di mobil yang terparkir di SPBU, memberikan bahu sebagai tempat bersandar dan memeluk galon dengan kehangatan yang tak terhingga. Seperti itu saja, tertawa, makan, berfoto dan menikmati perjalanan. Meretas sedikit galau, berbagi mimpi, memikat kebersamaan dalam percakapan panjang mengusir kantuk, bercangkir kopi, dan pemberhentian-pemberhentian di kamar-kamar kecil yang memaksa mengeluarkan seribu dua ribu.

Momen ini memang tak akan terulang, kenanglah selalu kebersamaan kita yang tak seberapa itu. Kapan-kapan kita jalan-jalan lagi ya J

Popular posts from this blog

menulis serius

Cut Abang dan Cut Adek Sabang 2011

Mimpi Masa Muda