perempuan meriah


Kalau saya akhirnya dengan suara terbatas ikut koor alias paduan suara, apa sebenarnya yang dicari? Ya, kapan lagi bisa nyanyi trus nampil dengan hanya mendaftar tanpa dites harus bisa baca not balok. Masuk TV, nyanyinya diiringi piano, dan lagunya keren.

Kalau saya masih diijinkan teriak-teriak ikut game yang seru. Melempar bola tanpa kena satupun kaleng-kaleng yang disusun itu dan masih dapat tepuk tangan yang meriah. Akankah saya hanya berdiri menonton saja?

Kalau saya bisa memilih mau gambar apa yang akan dilukis di wajah saya dengan modal nomor antrian? Kenapa saya tidak mencoba?

Kalau saya bisa berfoto-foto dengan narsisnya dan berteman dengan remaja remaji yang baru lulus smu itu tanpa merasa jengah, apakah saya akan menjaimkan diri?

Tentu saja, saya akan melakukannya. Bukankah begitu banyak hal yang bisa dilakukan dan dinikmati. Sekedar merasakan kemeriahan, kebebasan, dan menjadi diri sendiri. 

Sedikit keberanian untuk mencoba hal-hal baru,  maka dunia saya akan lebih berwarna. Ya, saya si perempuan meriah itu.

Popular posts from this blog

menulis serius

Cut Abang dan Cut Adek Sabang 2011

Mimpi Masa Muda