pada kotamu yang teduh







Matahari hampir hilang ketika kutinggalkan kotamu

Rinai hujan merenda jendela dan lampu mulai menguning berpijar
Rekatkan semua senyum yang masih saja mengingatkanku
pada sebuah taman menghadap laut biru
duduk membaca buku dan mengurai mimpi yang terapung-apung
pada kapal di ujung cakrawala

Pada kotamu ini akan aku kembali,
memunguti remah kemarin
membungkus kilat-kilat pada pohon berkelimpahan oksigen
dan rumah-rumah tua teduh dalam ingatku

masih pada senyum itu dan pendar sayap perakmu,
aku menanti, setiap kali selamat tinggal
untuk bertemu kembali..

@Bandung, satu akhir pekan yang berhujan.

Popular posts from this blog

menulis serius

Cut Abang dan Cut Adek Sabang 2011

Mimpi Masa Muda