Nenek dan Yayang ..


Ketika saya menginjakkan kaki di Kota itu, yayang tersenyum menjemput saya di stasiun.

Perlahan menaiki tangga kos-an dengan terengah, nenek menyambut, dengan baju kaos yang sama, celana training kebanggaannya, tertawa-tawa penuh arti,

“Gimana lautnya sar ?”

Pertanyaan favorit nenek setiap saya kembali dari Banda Aceh menuju Sabang. Kali ini bukan laut yang saya arungi, jalan tol sepanjang-panjangnya. Bukan pula naik kapal, hanya naik travel dekat rumah.

Dimana kami ini? Kenapa kami ada di Kota ini? Kenapa kami bisa berkumpul kembali, keluarga kecilku yang penuh kehangatan : Nenek, Yayang dan Saya.

Maka tak berhenti saya bermanja, Yayang dan Nenek yang baik hati, cucumu ini sungguh kangen. Terima kasih sudah menyambut dengan penuh kasih sayang. Serasa pulang, tempat dimana tak pernah merasa sendirian, tak ada kesulitan yang terlalu dan semua kata yang selalu didengarkan.

Cucu gendut, makan tumpah-tumpah dan suka minta jajan ini begitu bahagia dapat menjadi dirinya sendiri lagi ketika bersama kalian.

 Ah, senangnya berkumpul kembali. Sungguh perjalanan hidup tak pernah tertebak, tak pernah tau dimana dan kapan bertemu lagi atau malah berpisah lagi. 

Nikmati saja waktu, ketika kita masih bisa bersama-sama.. 

Popular posts from this blog

menulis serius

Cut Abang dan Cut Adek Sabang 2011

Mimpi Masa Muda