gardening with ndut


I love gardening. 

Mungkin bermula sejak di Adelaide, ngeliat tetangga kanan kiri punya kebun dan halaman rumah yang ditata keren. Salah satu kenalan kalau ngundang dinner memasukkan hasil kebunnya dalam menu makan malam. Kebun sayur dan buahnya sangat bersahaja, sore-sore sebelum dinner biasanya kami ngeteh sambil duduk di kebunnya. Mungkin dari sana saya jadi suka kebun.

Pulang dari Adelaide, halaman rumah yang seadanya ditanami berbagai macam pohon dan tanaman boleh. Ya boleh minta. Pengaturannya gak jelas. Hanya saya suka sekali dengan tanaman air. Maka segala barang bekas dijadikan wadah tanaman air. Harusnya eksotis tapi malah jadi kacau.

Pagi ini saya berhasil memaksa ndut menata kebun. Langkah pertama membersihkan tempat pembuatan kompos saya yang gak jelas. Ternyata daun dan ranting yang belum jadi kompos itu telah menjadi sarang semut. Sungguh perjuangan yang sangat hebat membersihkan daun dan ranting yang penuh semut api. Tangan dan kaki menjadi pelampiasan semut-semut yang marah karena rumahnya diobrak-abrik.

Setelah itu beberapa tanaman dipindahkan dan ditanam kembali. Ada yang harus dibuang karena sudah terserang penyakit dan akarnya membusuk. Pot-pot bunga disusun saja tanpa pola.

Menurut si ndut, koleksi tanaman saya tak punya benang merah, terlalu banyak dan beragam. Pot nya juga berwarna warni dan bermacam-macam. Jadinya tak banyak yang bisa dilakukan hanya menata kembali dan menyusun dengan pertimbangan yang tak terlalu rumit.

Jelang tengah hari, selesailah taman saya yang seadanya.  Namun entah kenapa taman itu kelihatan sangat indah, melebihi taman-taman yang ada di buku dan majalah koleksi si ndut.

My garden is the most beautiful garden in the world. 

Ya, in your dream  ! kata si ndut sambil tertawa mengejek..

Popular posts from this blog

menulis serius

Cut Abang dan Cut Adek Sabang 2011

Mimpi Masa Muda