Hujan dan Kota ini

Hujan masih setia turun sejak saya tiba di rumah. Desember ini sungguh sejuk. Saya menyukai deru hujan. Sore-sore yang penuh janji mengitari kota, tak perduli hujan turun atau tidak. Selama masih ada mantel dan jaket biru yang tahan air.

Perlahan nenek melarikan honda, melaju dalam hujan. Sambil berbicara sambil tertawa. Mau tak mau saya menggulung celana jeans yang semakin kuyup agar tak terlalu kuyup. Ah, malu saya nek, harga betis sore ini diskon besar-besaran. Hahaha..

Akhirnya singgah sebentar untuk menyantap semangkuk bakso, pada langit yang masih mendung. Kenapa setiap hujan, orang-orang selalu berorientasi pada bakso dan pisang goreng?

Entahlah, setidaknya hujan ini, dan celana yang semakin kuyup, wajah yang perih terkena sudut hujan, masih bisa menikmati sebuah senja di kota tercinta. Banda Aceh, sungguh aku merindukanmu sangat...

Popular posts from this blog

menulis serius

Mimpi Masa Muda

Cut Abang dan Cut Adek Sabang 2011