seperti yakinku
Masih terlalu pagi ketika aku menemuinya di belantara rasa
Jendela hati belum pula sempat kubuka, aku terlalu larut
memandang pagi
Embun menanyakan keresahan yang mengirimkan berlembar surat
menceritakan segalanya
Aku tersenyum saja, sempat-sempatnya dia menulis dan
bercerita
Sementara di sini aku duduk berbagi sepotong kue dengan sang
pagi
Mimpi-mimpi malam tak pernah mengatakan yang sesungguhnya
terjadi
Tentang keyakinan yang tak kunjung mau pulang
Pagi ini juga tak ada bedanya, semakin aku memintanya meninggalkan
aku
dan membiarkan aku berdiri di depan jendela dan mengucapkan
selamat tinggal
semakin kukuh dia memintaku untuk mendengarkan
sebaris dua baris puisi yang tak menarik dengan pengulangan
kata dan kalimat yang tak runtut
lalu seperti inilah sukanya dia, aku mau mendengarnya
menceritakan tentang besok
mungkin saja dia sudah terlalu lelah mengarungi hembusan
angin pagi
dan aku tak bisa percaya akan kicauan dan derak belantara
miliknya
misteri itu terlalu indah untuk dipecahkan
pagi ini, ijinkan aku membiarkanmu tahu, aku akan menunggu
hingga semua kata-katamu itu terjadi di masa itu
meski aku juga berjanji tak akan bersedih jika nanti
semua yakin itu hanya jadi sepenggal kata yang tak berwujud
pusaran waktu ini mari kita nikmati, untuk potongan terakhir
kue
dan pagi yang ingin beranjak pergi
ps - Luangkan waktu untuk singgah di jendelaku setiap pagi