fisika for sure
Sementara Ibu saya memanggil-manggil supaya saya bergabung
dengannya di depan televisi menyaksikan pembukaan Sea Games, mata saya tak bisa
lepas dari Novel “Semesta Mendukung” yang filmnya sudah mulai rilis di Jakarta.
Suka sekali membaca buku ini, ada rasa haru ada rasa bahagia. Ceritanya tentang
perjuangan seorang anak yang mengikuti olimpiade fisika tingkat dunia. Anehnya,
perjuangan itu digambarkan dengan sangat sederhana, padahal..
Fisika tidak pernah sesederhana itu, khususnya buat saya.
Mungkin ada beberapa faktor yang menyebabkannya, guru fisika saya kurang asyik.
Namun, teori ini terbantahkan, anak kelas sebelah ketika saya SMU ada yang
berhasil ikut olimpiade fisika tingkat dunia dan berprestasi, yang notabenenya
punya guru fisika yang sama dengan kelas saya.
Sekarang ketika saya membaca salah satu buku yang kisahnya
ditulis berdasarkan lirik-lirik lagu Mas Bondan dan Fade to Black (lupa judul
bukunya), ada satu cerita yang sangat saya suka. Cerita tentang seorang anak
SMA yang sangat suka fisika dan berpikir bahwa hukum Newton itu bisa
menjelaskan fenomena jatuh cinta. Ketika si pujaan hati menjadi gaya total yang
membuatnya bergerak. Ketika terjadi percepatan (dalam hal ini terjadinya jumlah
denyut jantung) dan adanya gaya aksi reaksi meski berlawanan arah.
Bisa-bisanya hukum Newton itu diaplikasikan dalam kejadian
yang sangat manusiawi seperti itu. Mungkin karena itulah beberapa teman saya
sangat jago fisika karena dapat membayangkan isi soal dan menuliskannya dalam
persamaan-persamaan matematika yang dapat dipecahkan.
Si ndut dan saya, disela-sela aktivitas diskusi apa saja via
skype, terlintas keinginan kembali belajar fisika di SMA dengan modal
pengetahuan kami yang sekarang. Kalau dapat bonus guru yang pintar menerangkan
tentu menyenangkan sekali. Mungkin itu bisa mengubah sudut pandang kami tentang
fisika. Cuma, pelajaran fisika waktu SMA, kalau matakuliah Fisika Dasar Tingkat
Persiapan Bersama, punten banget ni, sampai kapanpun pasti pasti pasti sangat
mendebarkan, karena soalnya udah dimodifikasi macam-macam.
Pertanyaannya sekarang, kenapa saya bisa lulus Mata Kuliah Fisika
Dasar? Itu karena saya punya teman sekosan yang punya teman jago fisika yang
mau meluangkan waktunya membantu saya memecahkan soal-soal ujian. Soal-soal
ujian beberapa tahun lalu saya kumpulkan lalu dia menerangkan semua itu dengan
bahasa yang paling sederhana. Soal-soal susah itu tak ada apa-apanya buat dia.
Maka luluslah saya dengan nilai C yang agak gemuk. Hahaha..