recommendation letter


Setiap mau apply beasiswa untuk sekolah atau short course pasti kita diminta menyertakan surat rekomendasi. Ya, bisa dari supervisor, dosen, atau atasan kita yang berisikan kesediaan mereka memberikan keterangan tentang kita. Surat rekomendasi ini seperti surat jaminan, bahwa menurut yang memberikan rekom kita ini sangat layak buat dibayarin liburan atau jalan-jalan. He..he..

Saya sebenarnya agak-agak sungkan kalau minta tolong soal rekomendasi ini. kalau sama atasan biasanya dia tinggal tanda tangan, isinya kita yang tulis jika dalam bahasa Inggris. Agak risih aja memuji-muji diri sendiri. Sebisanya saya objektif, tidak terlalu berlebihan.

Kalau dengan supervisor saya waktu master, aduh saya agak deg-degan. Sekali-kalinya email dia Cuma buat minta rekomendasi. Gak sopan banget ya. Memang salah satu niat saya nulis thesis waktu Master ya supaya punya supervisor yang bisa dimintain tolong menulis rekomendasi. Pas pamitan sama si ibu saya juga udah bilang selapis nanti kalau saya mau sekolah lagi saya minta tolong diberikan rekomendasi. Si ibu senyum-senyum aja, ya gak jelas kan mau apa enggak.

Email saya dibalas seminggu kemudian. Saya tau dia sibuk sangat, pekerjaannnya banyak, belum lagi dia suka ikut konferensi2. Ya wajar saja. Alhamdulillah si supervisor mau membantu, mungkin dia bahagia anak bimbingannya masih niat sekolah. Entahlah, rasanya terharu saja ditengah kesibukannya yang gila-gilaan masih mau menulis untuk saya.

Satu lagi yang suka saya todong soal rekomendasi, adalah guru menulis saya. Professor ini sudah mengenal saya sejak saya SMP. Beliau sudah membaca karya ilmiah SMP, penelitian waktu SMU, Esai, Skripsi sampai Thesis saya. Terakhir saya datang dengan membawa research proposal buat s3. Semakin lama coretannya mengoreksi tulisan saya semakin sedikit. Bahkan dia pernah membaca cerpen saya yang paling aneh. Ah, saya memang tak tau malu kalau soal tulis menulis.

Beliau menulis rekomendasi dengan bahasa sangat bagus. Saya sampai salah tingkah membacanya. Maka semua prestasi saya sejak SMU ditulisnya di Surat Rekomendasi untuk S3. Saya tidak terlalu mengerti mengapa semua penelitian remaja yang alakadar ditulis sebagai sebuah prestasi. Mungkin secara tidak langsung itu menyiratkan Beliau sudah mengenal saya sejak saya masih imut-imut.

Lalu sekarang saya bercita-cita suatu saat juga diminta membuat rekomendasi untuk orang lain. Gantian gitu, jadi si pemberi rekom. Ya, bukan tidak mungkin, suatu saat nanti.

Popular posts from this blog

Interview Masuk SMP

Lelaki tempatku bercerita

My ten years challenge