Belajar Bahasa

Salah satu dari sekian banyak item dalam daftar cita-cita saya adalah belajar bahasa asing. Itupun juga gak jelas mau belajar bahasa asing yang mana dan dimana pokoknya paling tidak bisa berbahasa asing yang lain selain bahasa inggris yang sudah dipelajari sejak SD.

Kita gak pernah tau gimana cara Allah mengabulkan mimpi-mimpi kita, salah satunya dengan menggabungkan beberapa mimpi jadi satu. Mimpi jalan-jalan keliling eropa ditambah mimpi sekolah sampai S3 dan mimpi belajar bahasa asing dijadikan satu paket eksklusif hadiah buat saya.

Saya dikasi pelatihan bahasa Jerman cuma-cuma sebelum berangkat sekolah selama sepuluh bulan. Beberapa orang menganggap pelatihan ini terlalu panjang karena hampir setahun, udah hampir seperti program diploma satu. Buat saya, pelatihan ini sungguh mengharu biru, my dream comes true.

Hanya saja tidak ada mimpi yang dapat terwujud tanpa ada kerja keras, meski saat ini saya belum bekerja dengan keras. Setiap hari selama pelatikan bahasa super intensif ini saya diserang rasa lapar yang membuat saya makan banyak sekali setiap pulang les. Setelah rasa lapar diladeni datang rasa kantuk. Sepertinya sudah lama saya tidak menggunakan “otak” saya dalam artian yang sebenarnya. Saya sudah lama tidak belajar. Pelatihan ini bagus sebagai pemanasan sebelum saya berlaga di arena yang sesungguhnya.

Teman sekelas saya rata-rata fresh graduate, jadi ingat waktu master kemaren saya juga masih imut-imut. Satu sisi saya senang, saya sudah melewati semua itu, jadi saya udah tau rasanya jadi imut-imut dan menggemaskan. Satu sisi, hadooh, ini mana abang-abangnya, kok adek-adek smua. He..he..

Belajar bahasa untuk pemula memang harus sering-sering diulang. Saya jadi ingat murid les saya yang anak kelas lima SD itu. Saya suka panjang lebar pidato kalau dia lupa apa yang pernah saya ajarin,

“Makanya pulang les, bukunya jangan langsung dilempar, harus sering diulang-ulang. Miss Sari capek kan ngulang-ngulang terus.. Kapan mau pintar kalau seperti itu....bla bla bla”

Ha..ha.. makanya miss Sari, mang enak ngejilat ludah sendiri. Oh, maafkan maafkan gurumu ini nak, sudah sering menindasmu dengan PR dan latihan yang banyak.

Bagaimanapun, saya menikmatinya. Tetap semangat dan berdoa, semoga saya bisa menguasai bahasa ini dengan baik, Aaamiiin.

Popular posts from this blog

menulis serius

Mimpi Masa Muda

Interview Masuk SMP