Seum that lagoe..*

Ramadhan kali ini sungguh panas. Saya baca di koran tadi pagi suhu Kota Banda Aceh seminggu ke depan diperkirakan berkisar 35 derajat Celcius. Masyarakat yang menjalankan ibadah puasa diharapkan tidak terlalu lama beraktifitas di luar ruangan.

Dulu waktu di Adelaide, setiap hari otomatis saya ngecek ramalan cuaca, tujuannya Cuma satu, tidak salah kostum atau saltum. Hebatnya lagi, prakiraan cuacanya sangat lengkap, pagi siang sore malam.

Pagi bisa saja hujan, siang agak panas, sore mendung dan malam hujan lagi. Ya tapi itu hujan di adelaide bisa dihitung datangnya kapan, jarang banget. Hujan deras gitu mana pernah. Paling juga shower, dan saya pernah ngeliat mahasiswa sengaja mandi hujan, karena senang akhirnya hujan turun.

Selain itu yang paling penting dilihat adalah kisaran suhu udaranya. Seperti ada dress codenya, 8-15 derajat harus pake coat, 15-25 bolehlah jaket saja, 25-30 semua koleksi cardigan dikeluarkan. Lalu selebihnya artinya harus ngadem di library yang pendingin ruangannya pool.

Balik lagi ke Banda Aceh tercinta, ketika hanya ada dua musim, saya melupakan semua kebiasaan itu. Namun kalau seperti saat ini, ketika panas terasa sangat, terbersit sedikit rasa penasaran, berapa kisaran suhu saat ini. Mungkin baru tahun-tahun sekarang ini, prakiraan cuaca bisa jadi headline surat kabar lokal. Sepertinya mulai terasakan kenaikan suhu yang perlahan tapi pasti.

Bukan hanya Sabang dan Banda Aceh saja yang panas, sepanjang perjalanan ke Lhokseumawe kemarin, kota-kota kecamatan dan kabupaten yang dilewati juga terasa membara. Kata Koran tadi pagi penyebab cuaca panas ini karena konveksi, ehm, mungkin karena mau lebaran, jadi banyak yang jahit baju..hee..dodol..

Tiba-tiba babah saya yang sedang menyetir kemarin nyelutuk,

“Kayaknya di sini habis hujan de..”

“Lho kok tau?” tanya saya penasaran

“Lihat itu..”

Saya mengikuti arah pandangan si Babah, kubangan di jalan, bolong2nya jalan terisi dengan air coklat, alias ada becek-becek gak jelas.

Saya tertawa, ah, iya gak mungkin becek kalau gak ada hujan.

“Mana ada..” kata saya yang tak pernah mau mengalah.


*Panas Kali pun..

Popular posts from this blog

menulis serius

Cut Abang dan Cut Adek Sabang 2011

Mimpi Masa Muda