In memoriam si Tante

Kalau mengenang Almarhumah si tante, ada beberapa pesannya yang saya tidak bisa lupa. Waktu itu akhir 2004, saya baru selesai kuliah di Bogor, saya pulang untuk ikut tes PNS. Selesai tes, saya ngotot minta di antar ke terminal bis supaya bisa berlibur setelah semua huru-hara menyelesaikan pendidikan. Saya memilih ke Lhokseumawe ke tempat tante saya itu.

Saya disambut dan disambit dengan daftar jajanan dan wisata kuliner wajib Kota Lhokseumawe. Pasangan ini mang doyan makan enak. Kalau si Tul gak bisa ngantar maka si tante akan membonceng saya dan anaknya dititipin ma guru TK lalu kami berkeliaran mencari makanan enak.

Sungguh kontras kehidupan saya kala itu, dari anak kos-an yang makan seadanya menjadi keponakan yang kebanyakan makan makanan enak.

Disela-sela itu si Tan, berbisik kepada saya, dia bilang, it’s time Ai. Ya waktunya saya buat pake bedak dan mengoleskan lipstik di bibir saya. Menurut dia, seorang perempuan dewasa harus kelihatan “menarik”. Salah satu cara buat menarik ya dengan memakai bedak “tipis-tipis” dan lipstik dengan warna yang tepat.

Then, jadilah kami berburu bedak dan lipstik pertama saya. Saya yang memilih dan si Tan jadi konsultan trend warnanya. Bertahun-tahun sejak itu, ketika bertemu dengan saya, dia selalu bertanya, “Ai mana bedak dan lipstiknya”, karena dia melihat saya masih plain tanpa bedak dan lipstik.

Waktu itu tampang saya memang agak amburadul. Hampir dua bulan diklat selam di siang bolong, kulit gak di bleaching. Pakaian wajib celana dan baju kaos usang, beda banget dengan dandanan remaja-remaji lhokseumawe yang keyen.

Maka kemarin dalam perjalanan bertakziah ke Lhokseumawe, saya tersenyum. Cantik itu sungguh relatif. Saya masih melihatnya cantik dengan kepala botak dan bibir pucatnya. Dia sungguh cantik meski dengan dasternya yang kegedean karena berat badannya turun drastis ketika kemo. Dia cantik ketika kepedasan makan rujak karena dia hanya bisa makan buah.

Ah, apa itu cantik. Saya juga bingung. Saya tidak memakai bedak kemanapun saya pergi, lip balm hanya untuk melembabkan bibir dan pakaian saya yang selalu terlihat agak tidak pas karena belakangan berat badan naik tak terkontrol, saya kadang merasa tidak cantik dan melihat orang lain lebih cantik dengan jilbab model mutakhir.

Sungguh tidak bersyukur, padahal saya diberi nikmat yang sungguh luar biasa, nikmat sehat.

Tan, semoga bahagia selalu di sana, semoga kita dapat bertemu di surga nanti dengan keadaan paling cantik. Amin.

Popular posts from this blog

menulis serius

Cut Abang dan Cut Adek Sabang 2011

Mimpi Masa Muda