Another Farewell

Akhirnya visa si abang keluar. Malam sebelum dia terbang ke negeri Paman Sam itu dia menelpon saya, pamitan. Semua kegiatan say good bye ini sungguh membuat saya jadi mellow. Akhirnya saya berbahagia karena teman saya ini berangkat menggapai mimpinya. Sungguh sahabat seperjuangan yang hebat, memberikan banyak inspirasi dan mengajarkan tidak ada yang tidak mungkin terjadi.

Banyak sekali yang diajarkan si abang kepada saya. Saya jadi ingat sesi-sesi percakapan dan diskusi kami yang panjang tentang pekerjaan, mimpi dan keinginan muluk sebagai abdi negara. Saya ingin sekali gagah berani seperti dia, berani untuk mengatakan yang benar itu benar dan menentang apa yang tidak sesuai hati nurani. Saya ingin menjadi seorang guru yang dicintai karena keikhlasan yang tak terperi untuk kebaikan murid-murid. Saya ingin memiliki target-target besar dalam hidup dan tak pernah takut menggapainya. Semua itu terpancar jelas dari keseharian si abang yang diam-diam saya catat dalam hati saya untuk ditindaklanjuti.

Terima kasih bang, untuk semua kuliah-kuliah yang membukakan pikiran, semoga berhasil dengan studinya di Nebraska yang tak seberapa itu. Sampai ketemu lagi, dengan kekuatan yang lebih besar, rencana yang lebih matang, dan semoga nanti kita bisa lebih berbuat lebih banyak dan bukannya kembali merencanakan melarikan diri dan menyerah pada keadaan. Akan tiba waktunya kita menunjukkan kita memang berbeda dan kita tidak akan pernah tersurutkan. Amin.

Popular posts from this blog

menulis serius

Mimpi Masa Muda

Cut Abang dan Cut Adek Sabang 2011