the way to talk

Kalau akhirnya saya mengganti mobile phone saya, cieeeeeeee, dengan smartphone, percayalah itu karena memang sudah layak diganti.

Terakhir ganti handphone tahun 2007, setia dan selalu bersama, hingga ketika di Mekkah, si HP kegerahan, sepertinya pengen mandi pake air zamzam. Hee.. intinya terjadi kecelakaan kecil di dalam tas saya, botol air saya tutupnya gak rapat dan tumpahlah airnya semua, basah semua yang ada di dalam tas termasuk HP saya yang imut-imut itu.

Pulang, saya dapat pinjaman hape bekas bokap *Betawi sebelah mane?*, namanya juga hape bekas, ya error juga, angka satunya muncul sendiri meski gak ditekan, beberapa kali jatuh seh.

Saya masih bertahan hingga akhirnya, ada satu momen, untuk mengganti atau membeli apapun yang agak mahal, seperti kebiasaan saya untuk membeli barang yang bisa membuat agak bahagia. Momen patah hati. Maka saya belilah hengpong baru.

Semalam bbm-bbm ma teman lama, katanya, technology bind us.. iya, juga. Si mbak dimana, saya dimana. Semogalah dan bukannya malah buat berantem beradu argumen sama partner berantem abadi saya, hee Terjadi lagi, ya tidak apa2. Paling gak saya masih bisa mengirimkan senyum buat dia.

Bertemu dan berbicara memang masih yang paling keren untuk komunikasi, jika tidak bisa, ya paling gak masih bisa menyapa lewat kata..

Popular posts from this blog

menulis serius

Mimpi Masa Muda

Cut Abang dan Cut Adek Sabang 2011