Suatu sore yang berhujan bersamanya

Sore itu dia datang.
Mengetuk pintu rumahku dan memanggil namaku pelan.
Aku membuka pintu dan melihatnya sedikit menahan dingin, masih ada jejak hujan di wajahnya.

Dia tidak tersenyum melihatku, tapi dia memberikan aku sesuatu.
Gulungan karton hitam yang tak rapi,

"Untukmu.." Katanya.

Aku menerimanya dalam bingung, aku masuk dan membuka gulungan itu. Sebuah foto pantai, entah dimana dalam warna yang sendu. Ada perahu-perahu yang tertambat, pasir, air, langit, awan, yang entah apa warna aslinya. Dia menyembunyikan itu dalam warna yang tak asli.

Aku kembali menemuinya yang sedang menatap hujan, tidak tau mau berkata apa.
Dia hanya diam dan aku diam. Bahkan aku tak bisa mengucapkan terima kasih.

Ayo kita jalan-jalan katanya, lalu kami berjalan-jalan dalam diam.
Kali ini ada sedikit senyum untukku..

"Jangan grogilah.." Katanya tersenyum melihatku yang salah tingkah

Bagaimana bisa aku tak grogi, semua begitu tak jelas, namun terasa begitu indah. Sore ini dia tersenyum untukku.

Popular posts from this blog

menulis serius

Mimpi Masa Muda

Cut Abang dan Cut Adek Sabang 2011