Kunci

Hiruk pikuk, apel senin
Barisan masih acak kadut, suara bincang masih mendominasi
Seseorang memanggil namaku,

"Sar,.."
Aku melihat ke belakang, mencari arah suara

"Ini.." Katanya sambil memberikan sebuah kunci
Masih bengong,

"Pegang saja..."

Lalu aku tersenyum dan menyimpan kunci itu, berjanji akan menyatukannya dengan semua kunci-kunciku yang segambreng.

Kunci, aku suka kunci. Kunci motor, kunci rumah, kunci lemari, kunci ruangan, kunci kamar, kunci gembok pagar, dan kunci mobil suatu saat.

Rasanya begitu damai dengan semua kunci-kunci itu, tidak perlu menunggu orang lain, kalau mau masuk atau mengambil sesuatu.

Kadang aku lupa, salah memasukkan kunci. Paling sering kalau mau masuk ke rumah, sering salah, antara kunci rumah Sabang dan Banda Aceh.

Hanya saja, aku masih sangat ingin memiliki satu kunci, kunci untuk membuka hatinya lebih lebar lagi.

Menunggu dia memberikan kunci itu dengan sukarela.. entah kapan, hee..

Pagi ini, kunci ruang SGDC itu aku pegang erat, mungkin aku masih harus memegang banyak kunci yang lain, sebelum mendapatkan kunci hatinya, mungkin..

Popular posts from this blog

menulis serius

Mimpi Masa Muda

Cut Abang dan Cut Adek Sabang 2011