Bang Rio in the morning

Pagi terbangun, ngerasa pegal di bahu dan tangan, ingatku kemaren gak ada kegiatan yang melibatkan fisik, kecuali pagi-pagi ya, pagi sebelum berangkat ke kantor, ngedorong bang rio ke bengkel. Ban belakangnya kempes.

Lumayan juga, meski mesin udah dihidupkan, tetap saja, butuh usaha dan kerja keras membawa si abang ke bengkel yang gak terlalu jauh dari rumah.

Sepanjang jalan dorong mendorong itu, tanpa pengalaman mendorong, aku seperti orang gila, ngajak ngobrol si bang rio. kalau gak sengaja ke gas, si bang rio langsung lompat, dan aku terpaksa berlari-lari mengejarnya. Jadi ya solusi paling bagus diajak ngobrol jadi dia anteng. cara menjadi gila nomor seratus delapan belas. hee..

Ada beberapa yang menegur, pertama tukang becak, trus seorang ibu-ibu, dengan pertanyaan yang sama, "Kenapa hondanya didorong ?" Ya, mungkin ini cara menjadi gila nomor seratus duapuluh, mendorong honda yang baik-baik saja tanpa mengendarainya.

Sampai bengkel langsung disambut, dikerjakan, nongkrong dengan manis di bengkel. Lalu selesailah bannya ditambal. Balik ke kantor.

Uh, andai bisa digendong, pasti tak gendong si bang rio. Berani-beraninya si bang rio menguji cintaku pagi-pagi..

Popular posts from this blog

menulis serius

Mimpi Masa Muda

Cut Abang dan Cut Adek Sabang 2011