Monitoring dan Evaluasi Hidupmu

Haaaaaaaa, senin lagi. Banyak yang harus dikerjakan tapi saya ingin menulis. Sabtu kemaren saya ada interview. Ini sudah tahun kedua interview monev yang dilakukan lembaga yang dulu memberi beasiswa saya.

Pagi itu, seperti biasa, di lobi hotel paling banyak bintangnya di Banda Aceh, saya ditanya pertanyaan yang sama dengan yang ditanya tahun lalu. Bedanya tahun lalu yang interview bos nya pake bahasa inggris, kali ini hanya stafnya pake bahasa Indonesia. Tentu saya lebih senang pake bahasa ibu saya, sesi curhat2 lebih lancar.

Pertanyaan-pertanyaan itu susah juga saya jawab. Apa yang sudah saya lakukan setahun ini di kantor. Saya cerita semua, dari yang remeh temeh sampai yang besar-besar. Saya bercerita melompat-lompat, apa yang ada di kepala saya, apa yang saya rasakan, semua mengalir. Ternyata tidak banyak juga yang sudah saya lakukan tahun ini. Ada beberapa kegiatan yang saya lakukan tahun lalu sudah tidak saya lakukan lagi. Ketika si interviewer bertanya, menginvestigasi, saya menyadari, dia membantu saya melihat semuanya dari perspektif yang berbeda. Sebenarnya saya tidak melakukan terlalu banyak, pekerjaan saya terlalu ribet, dengan semua masalah yang harusnya tidak ada dan bisa diselesaikan dengan baik kalau saya bisa selalu positive thinking.

Interview itu seperti perenungan yang panjang, saya ingin membaca kembali apa yang ditulis tentang diri saya. Pastinya nanti akan ditulis dalam bahasa inggris. Saya ingin membandingkan pencapaian saya tahun lalu dan tahun ini.

Interviewer juga menanyakan tentang perubahan yang terjadi dalam daily life saya setelah pulang sekolah. Ya, saya sangat benci janjian yang tidak jelas hari, tanggal dan jam, menit, dan detik pertemuan. Anehnya belakangan ini semakin banyak yang berjanji dengan saya atas nama besok, habis maghrib, dan yang paling membuat saya marah, nanti saya hubungi lagi.

Sepertinya saya harus berkompromi, kali ini hidup harus lebih fleksibel.Janji janji tinggal janji, yang semakin membuat saya stress. Santai saja, ketika waktu saya tidak bisa dihargai harusnya saya punya alternatif lain dengan cara saya menghargainya.

Saya senang dengan evaluasi itu, mungkin setiap awal tahun saya harus minta tolong sahabat saya untuk meng-interview saya sehingga lebih banyak yang terekam dan terungkap karena hidup harus lebih baik dari hari ke hari

Popular posts from this blog

menulis serius

Mimpi Masa Muda

Cut Abang dan Cut Adek Sabang 2011