Menyapa lalu Bertukar Kabar

Kemarin saya sibuk mengirim sms untuk teman-teman saya yang bertaburan di muka bumi Indonesia. Provider telepon selular saya berbaik hati memberi 500 sms gratis setelah entah berapa kali saya mengirim sms.

Sahabat saya yang pertama, partner in crime waktu kuliah di Adelaide, disuruh bosnya pulang paksa ke kampungnya karena sakit. Sahabat saya ini memang workaholic, udah keliatan dari kuliah dulu, semua tugas kuliahnya selalu dapat high distiction. Karena sakitnya dia dilarang dokter untuk makan beberapa makanan dan karena asalnya dari kota bakso, iseng saya ajak dia makan bakso, dan malangnya dia tak dibolehkan makan bakso. Ha..ha.. Gimanapun kesehatan nomor satu, ketika sakit baru terasa betapa nikmat sehat. Jadi mari kita menjaga kesehatan.

Sahabat saya yang kedua, sudah lama tidak ada kabarnya. Dia minta maaf karena sedikit melupakan saya. Saya mengatakan saya hanya ingin say hi, dan menanyakan gimana kuliahnya. Ternyata dia masih sibuk menekuni hobi menggambar komiknya, dan masih berusaha menggapai cita-citanya menjadi penulis komik. Dia menyemangati saya untuk terus menulis.

Sahabat saya yang ketiga, teman kuliah di Adeleide, baru pulang jalan-jalan dari Manila dan sempat ketemuan dengan teman kuliah kami yang asli Philipina di sana. Beberapa bulan lalu baru si mbak juga baru balik dari Sidney. Katanya dia lupa beli oleh-oleh buat saya, biasanya saya selalu kebagian oleh-oleh, saya rajin memantau jadwal travelnya dan dengan muka paling imut menitip oleh-oleh. Hmm, dia PNS dan pekerjaannya berhubungan dengan TKI jadi dia harus menjajaki kemungkinan kerjasama dengan berbagai negara untuk mengirimkan TKI. Asyik banget cerita perjalanannya.

Sahabat saya yang keempat, housemate saya di Adelaide, yang saya sayangi sepenuh hati karena selalu memasak dengan penuh cinta buat saya, ternyata sedang sakit. Saya kangen sangat sama dia. Saya mendoakan semoga dia cepat sembuh. Saya merasa sangat bersalah karena tidak bisa membantunya lebih banyak, tidak bisa lebih sering mendengar ceritanya, tidak bisa duduk di sebelahnya seperti dulu ketika dia sedih. Pastinya, saya tidak akan pernah berhenti mendoakan yang terbaik buat dia.

Semua percakapan dengan sahabat-sahabat saya ini hanya via sms. Pertama, kalau saya nelpon, beberapa di antara mereka sedang di jalan, beberapa ada yang sakit, dan mungkin tidak nyaman untuk berbicara panjang lebar. Intinya, meski lewat beberapa kalimat, saya ingin mengatakan saya tidak ingin kehilangan sahabat-sahabat terbaik saya ini, meski jauh di mata, tetapi dekat di hati. I miss you my friends, tetap semangat ya..

Popular posts from this blog

My "Pret" Life

Analogi kereta dan hidup

Catatan Ulang Tahun 2017