Hari Kejepit Nasional vs Hari Menjepitkan Diri Nasional

Kalau ada yang bertanya kepada saya, hari apa hari favorit saya (tanyatitou.com), saya akan langsung menjawab dalam sepersekian detik (bahkan yang nanya belum sempat menutup mulutnya), jawabannya : HARPITNAS (Hari Kejepit Nasional).

Harpitnas, sepertinya hanya ada di Indonesia. Entah sejak kapan istilah “cuti bersama” menjadi populer lengkap bersama SK bersama menteri bahkan di Aceh, SK Menteri ini dikeluarkan lagi Keputusan Gubernurnya yang dikirimkan ke semua Kantor Pemerintah yang ada di Aceh. Termasuk ke kantorku yang ditempel di dinding Ruang untuk dibaca dan diingat-ingat.

Kesadaran akan datangnya hari-hari libur ini sangat penting karena di luar hari-hari yang telah ditetapkan sungguh sulit meminta ijin dengan alasan-alasan yang jujur seperti acara keluarga, libur seadanya karena pekerjaan sudah sangat sangat “gak saya banget”, tiba-tiba pengen makan masakan mama, ha..ha.. Bisa langsung surat ijin itu dirobek kecil-kecil dan dimuaikan ke udara sama si bos.

Ada juga hari-hari menjepitkan diri nasional, ya kasusnya seperti hari ini, senin yang terjepit antara minggu dan selasa yang libur waisak. Skenario awalnya, nge-lobi si Bos buat keluarin surat ijin, mencari alasan yang lebih bermutu, dan nasib baik. Skenario kejepitnya, melarikan diri tanpa pemberitahuan lebih lanjut. Ini agak-agak tricky, paling pas balik kena semprot dan cukuplah bermodal penyumbat kuping dan muka yang agak tebal maka semua akan baik-baik saja. He..he..

Namun, sepertinya tidak ada yang menduga, kalau cuti bersama yang sudah fix itu direvisi, jam lima sore, ketika semuanya hampir tuntas menyusun skenario menjepitkan diri, keluar lah surat tentang libur yang “halal”. Senangnya. Meski gaji tidak naik secara signifikan, pemberian tambahan hari libur sungguh sangat memberikan rasa gembira yang tak terkatakan.

Lalu dibalik semua ke-ria-an tambahan libur ini, tetap saja banyak yang menderita..

Senin sudah dijadwalkan untuk berbagai kegiatan, undangan sudah disebar, makanan sudah dipesan. Mau dibatalin gak bisa, mau dilakukan juga serba ribet. Setau saya, ada satu kegiatan yang tetap dilaksanakan hari ini, karena pelakunya tetap komit dengan jadwal pertemuan yang telah ditentukan jauh-jauh hari ketika warna kelender untuk hari ini masih hitam legam.

Acaranya si Gondrong berbando tentang penguatan sektor wisata di Sabang, tetap jalan meski hari libur menghadang. Pastinya saya akan melakukan interview mengenai acaranya hari ini, lancar atau ada kejutan yang lain.

Dan pagi ini, hp saya berkelap kelip pertanda ada sms yang masuk,

“ Sari, apel pagi gak ..”

sms dari kak sri, 7.36 WIB, monday morning, waktu kritis untuk menentukan ikut apel senin atau skip apel senin, ternyata oh ternyata kak sri belum ngeh kalau hari ini bukan saja boleh tidak ikut apel bahkan boleh tidak masuk kerja,

“Halah hai kak sri, hari ni liburlah.. HARPITNAS, kita apel di rumah masing-masing saja”

Send, Ha..ha..

Popular posts from this blog

menulis serius

Mimpi Masa Muda

Cut Abang dan Cut Adek Sabang 2011