Website Kantor

Akhirnya website kantor saya di launching. Cuma masalah isinya itu belum banyak. Harusnya saya segera menjelma menjadi wartawan kantor, menulis, melaporkan, memotret, dan meng-upload. Malas sangat melakukan itu semua. Kadang kalau lagi mood, koneksi internet hancur lebur. Kadang kalau koneksi internet bagus malah pengennnya buka website yang lain. He..he.. sungguh tak terpuji.

Era website-website ini sungguh menarik. Hampir setiap kantor, bahkan di level Kabupaten/Kota sudah memiliki website. Tugas adminnya meng-upload data-data milik publik sehingga bisa diakses siapapun yang memerlukannya tanpa harus datang ke kantor, membawa surat permohonan permintaan data, bertemu pak anu yang pegang datanya. Kalau pak anu sedang tidak ada di tempat, harus menunggu atau datang lagi besok hari. Kalau sudah ketemu dan pak anu lupa dimana menyimpan datanya, harus menunggu pak anu mengubek-ubek lemari arsip atau folder komputernya. Kalau tidak ada soft copynya harus berlari mencari tukang foto copy, karena datanya gak boleh dibawa lama-lama. Rumit sekali ya.

Waktu saya menulis thesis, dua tahun lalu, saya sangat terbantu dengan data-data yang cukup lengkap di website BRR (Badan Rekonstruksi dan Rehabilitas Aceh). Hampir tiap hari kerjaan saya nongkrong di website BRR, meneliti data-data yang saya butuhkan, men-dowloadnya, dan menulis reference buat data-data itu. Saya sangat senang karena setiap ketemu supervisor dan supervisor minta tambahan data, saya tinggal kembali ke website itu, mencari data yang saya butuhkan. Saya bahkan tidak pernah sampai menulis email ke adminnya minta data, karena datanya tersedia dan mudah diakses. Saya bahkan bisa meng-akses tabel dan peta.

Saya pengennya, website kantor saya bisa seperti website BRR gitu.. he..he.. Bisa gak ya.. kalau adminnya seperti saya, disuruh upload foto-foto staf saja belum jadi-jadi.. Sebagai kantor yang sangat berwibawa dan gudangnya data, harusnya website ini jadi tempat yang menyediakan semua kebutuhan data perencanaan di daerah, jadi rujukan, dan menampung aspirasi masyarakat yang ingin berpartisipasi dalam proses perencanaan pembangunan.

Salah satu usaha saya untuk membuat website kantor lumayan meriah, dengan minta tolong si harimau menyumbangkan foto-foto pariwisata Sabang untuk galeri foto di website. Dia mau katanya. Janji saya, dia bakal sangat terkenal jika dan hanya jika dia mau meng-upload foto-fotonya yang sangat-sangat ekslusif itu tanpa meminta imbalan apapun. Pemaksaan tingkat tinggi..

“Sebenarnya yang butuh itu siapa sih sar, kamu atau aku?” Tanyanya kebingungan ketika saya memintanya datang ke kantor saya dengan hormat dengan membawa foto-foto itu.

Saya juga jadi bingung.. he..he..

Popular posts from this blog

menulis serius

Cut Abang dan Cut Adek Sabang 2011

Mimpi Masa Muda